Jumat, 01 September 2006

Yom Kippur

Dalam kitab Imamat 23:26-28 ditulis firman Tuhan: “Tuhan berfirman kepada Musa: “Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan kurban api-apian kepada TUHAN. Pada hari itu janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah hari Pendamaian untuk mengadakan pendamaian bagimu di hadapan TUHAN, Allahmu.”

Beberapa waktu yang lalu kita merayakan Rosh Hashanah, yang merupakan tahun baru orang Yahudi sekaligus merupakan waktu introspeksi diri secara mendalam. Hari ini kita merayakan Yom Kippur, yang merupakan hari pendamaian. Tentu saja bagi kita yang percaya kepada korban Kristus, pendamaian dikerjakan lewat korbannya di atas Kalvari. Tetapi bagi orang Yahudi Yom Kippur berarti mereka harus memikirkan fakta dosa dan dosa memisahkan mereka dari Allah.

Kata pendamaian itu berarti melingkupi, dari bahasa Ibrani yang sama yang digunakan untuk menggambarkan tindakan Nuh ketika ia melapisi bahtera dengan ter, baik di sebelah dalam maupun di sebelah luarnya. Seperti Nuh dibebaskan dari “air bah penghakiman,” demikian juga “Hari Pendamaian” menjadi agen yang menyelamatkan dan membungkus kita dari dosa-dosa kita. Imamat 16:15,16 mengatakan: “Lalu ia harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi kurban penghapus dosa bagi bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah diperbuatnya dengan darah lembu jantan, yakni ia harus memercikannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan tutup pendamaian itu. Dengan demikian ia mengadakan pendamaian bagi tempat kudus itu karena segala kenajisan orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka, apapun juga dosa mereka. Demikianlah harus diperbuatnya dengan Kemah Pertemuan yang tetap diam di antara mereka di tengah-tengah segala kenajisan mereka.

Ada dua kambing yang digunakan sebagai korban, ‘azalel’ kambing penyebab kesalahan dan kambing yang dibuang untuk membawa dosa-dosa umat menjauh. Kedua kambing itu menjadi korban bagi dosa-dosa umat. Sama seperti korban binatang tersebut, yang menutupi (pengampunan) dosa Yesus melakukannya juga bagi kita. Hanya kalau darah binatang tersebut menutupi dosa, maka Darah Yesus menghapuskan segala dosa kita (Ibrani 9:12).
Pada hari Yom Kippur juga Imam Besar akan masuk ke dalam ruang Maha Kudus dengan membawa darah korban bagi pengampunan dosa. Yesus yang adalah Imam Besar kita melakukan yang sama, Dia masuk ke ruang Maha Kudus menjadi perantara bagi kita dengan membawa DarahNya sendiri (Ibrani 9:11-14, 24, 28). Hari ini untuk kesekian kalinya kita merenungkan makna korban Kristus bagi kita dan pertobatan sejati dari pihak kita. Pertobatan lewat percaya dan mengaku akan Yesus memang kita lakukan satu kali, tetapi dalam perjalanan hidup sebagai orang percaya kita harus memiliki sikap bertobat karena tidak ada seorangpun yang sempurna. Mari hari-hari mendatang ini kita lebih lagi memeriksa dengan seksama hidup kita, apakah kita senantiasa berkenan kepadanya.

Rosh Hashanah

Hari ini kita bersama-sama memperingati perayaan Rosh Hashanah, yang dalam penanggalan Yahudi dilakukan pada hari pertama pada bulan ketujuh (Tishri). Hari raya Rosh Hashanah ini lebih populer disebut dengan hari raya penipuan sangkakala. Dalam kitab Imamat 23:23-25 dikatakan: “Tuhan berfirman kepada Musa: “Katakanlah kepada orang Israel, begini: ‘Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan hari perhentian penuh yang diperingati dengan meniup sangkakala, yakni hari pertemuan kudus. Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat dan kamu harus mempersembahkan kurban api-apian kepada TUHAN’ “
Ada tiga hal secara garis besar yang biasanya dilakukan pada saat umat Tuhan merayakan hari raya ini. (1) Doa & pembacaan Firman Tuhan, (2) Introspeksi diri & pertobatan serta memberikan persembahan untuk mereka yang memerlukan, dan (3) Meniup shofar (sangkakala yang terbuat dari tanduk domba jantan yang melengkung). Indikasi yang terpenting dari semuanya ini adalah berbicara tentang “kesiapan kita menyambut kedatangan mempelai pria” yaitu Yesus Kristus Tuhan. Pertanyaan yang patut direnungkan kita semua: bagaimana hidup kita dan keadaan kita saat ini? Sebab Dia datang pada saat yang tidak terduga. So prepare yourself carefully & Happy Rosh Hashanah. God Bless You