Minggu, 01 Juni 2008

Gairah/Semangat Dalam Kerajaan

ZEALl IN THE KINGDOM

Roma 12:11 “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” (“Never lack in zeal and in earnest endeavor; be aglow and burning with the Spirit, serving the Lord”). Di dalam terjemahan King James kata menyala-nyala/semangat dipakai kata “Fervent” / “Zeal” (terj.Amplified). Zeal dalam bahasa Grika “zeo” adalah memasak dengan api yang menyala-nyala. Saya berharap kalau kita mendengar kotbah maka Firman itu tidak hanya menjadi logos (Firman yang tertulis) saja tetapi dari “good idea” (ide yang baik) menjadi God’s idea (ide yang dari Tuhan) karena setiap orang yang dijamah Tuhan maka dia tidak akan sama lagi seperti sebelumnya. Dia menjadi manusia yang berbeda karena ketika jamahan Tuhan ada di dalam kehidupan kita maka kehidupan kita akan menggairahkan. Orang yang menyala-nyala buat Tuhan akan kelihatan dari gairahnya.

Roma 12:12 “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” Firman Tuhan ini adalah jalan keluar bagi setiap pergumulan kita. Kalau kita tetap bersemangat, tetap bergairah, tetap berapi-api maka pergumulan apa pun yang kita hadapi pada saat ini, saya percaya kita pasti akan keluar sebagai pemenang. Masalah dalam keuangan/ekonomi kita atau dalam kehidupan keluarga kita tidak boleh memadamkan semangat kita di dalam Tuhan. Yesus adalah pribadi yang penuh dengan “zeal” (semangat menyala) sehingga Dia berkata “CintaKu akan rumahMu menghanguskan Aku”.

Ada sebuah kisah seorang penginjil di China namanya Yun. Diceritakan setelah Yun bertemu dengan Tuhan Yesus, dia ingin untuk dapat melihat Alkitab. Lalu dia mendengar bahwa ada seorang penginjil yang mempunyai Alkitab tetapi penginjil tersebut tinggal di tempat yang sangat jauh. Yun tidak putus asa demi melihat Alkitab, dia berjalan berhari-hari menuju ke rumah penginjil tersebut. Setelah tiba di depan rumah penginjil tersebut ternyata apa yang diimpikan tidak menjadi kenyataan karena penginjil itu tidak berani menunjukkan Alkitabnya kepada Yun karena pada jaman itu kalau ketahuan seseorang mempunyai Alkitab maka dia akan dihukum. Penginjil itu hanya mengatakan agar dia berdoa supaya Tuhan memberikan Alkitab kepada dia. Akhirnya Yun pulang dengan tangan hampa. Sesampainya di rumah, Yun berdoa meminta Alkitab kepada Tuhan. Malam harinya, Yun bermimpi dia berjalan di sebuah bukit dan ketika dia sedang kelelahan, dia bertemu dengan seorang tua dengan 2 orang yang lain yang membawa segerobak roti hangat dan menyuruh dia untuk makan. Dia makan roti yang masih hangat itu sampai puas lalu dia terbangun. Lalu dia mendengar ada ketukan di pintu rumahnya, ketika dia membuka pintu dilihatnya ada 2 orang yang dia lihat di mimpinya datang membawakan sebuah bungkusan untuk dia. 2 orang tersebut berkata bahwa mereka diutus oleh seorang penginjil untuk memberikan Alkitab itu kepada dia. Penginjil ini yang disuruh Tuhan untuk memberikan Alkitabnya kepada dia. Dan penginjil itu adalah orangtua yang menyuruh dia untuk makan roti.

Memang mujizat itu adalah sebuah misteri. Sering kita melihat orang yang disembuhkan Tuhan tetapi ada juga orang yang sudah berdoa tetapi penyakitnya tidak sembuh-sembuh juga. Salah satu kunci untuk mengalami mujizat Tuhan adalah “zeal”nya kita.

Orang-orang yang mempunyai “zeal” di dalam Tuhan:
• “Zeal” dalam Pujian Penyembahan.
II Sam 6:12-16 contoh orang yang punya “zeal” khususnya dalam hal pujian dan penyembahan. Disini kita lihat bagaimana orang yang mempunyai “zeal” kepada Tuhan, dikatakan dia menari-nari dan melompat-lompat tetapi dalam terjemahan lain dikatakan dia melompat-lompat dan berputar-putar. Daud tidak lagi menjaga penampilan (jaim=jaga image) tetapi dia begitu bersemangat menari dihadapan Tuhan sampai-sampai orang yang melihat mengira dia gila.

• “Zeal” dalam Doa. Daniel 6:7-13 Daniel tanpa peduli dengan larangan raja tetap melakukan ibadah kepada Tuhannya. Dia tidak malu/takut dalam mengekspresikan Tuhannya dalam kehidupannya meskipun pada saat itu ada ancaman yang dapat membuat dia dihukum mati bahkan sampai masuk ke dalam gua singa. Daniel mempunyai “zeal” di dalam doanya.

• “Zeal” dalam Firman. Ezra 7:10 “Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel”. Kalau kita rindu untuk hidup di dalam iman, kuncinya adalah “sebab iman timbul dari pendengaran, pendengaran akan Firman Tuhan”. Ezra bertekad untuk membaca dan merenungkan serta melakukan Firman Tuhan, kunci yang lain mengatakan “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil” (Mzm 1:1-3).

• “Zeal” dalam Melayani. Mrk 14:3-9 Surga dan bumi mengingat apa yang dilakukan oleh perempuan ini kepada Tuhan Yesus. Perempuan ini tidak hitung-hitungan dengan Tuhan, dia mencurahkan semua tenaga dan uang untuk melayani Tuhan.

“Zeal” dalam Pertobatan. Luk 19:8; Yoh 4:39 menceritakan gairah dari wanita Samaria yang bertobat dan dengan kegairahnya dia memberi kesaksian dan banyak orang yang diselamatkan.

• “Zeal” dalam Bekerja. II Tes 3:7-10 “Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti. Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan”.

Gairah Akan Tuhan

ZEAL TO THE LORD

“Love”/Cinta itu selalu menimbulkan gairah (“passion”). Tuhan Yesus berkata “CintaKu akan RumahMu menghanguskan Aku”, karena cintanya Tuhan Yesus kepada BapaNya, Dia mau memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi manusia. Gambaran yang paling baik untuk melukiskan “zeal” adalah “love”. Disini kita akan melihat bagaimana cinta (“zeal”) dapat mengeluarkan kita dari krisis.

Mzm 63:1-6
“Mazmur Daud, ketika ia ada di padang gurun Yehuda. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat (‘to see’) kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau. Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji”.

Padang gurun adalah gambaran tempat yang tidak ada apa-apanya/kering dan tidak ada orang yang bermimpi untuk berbulan madu di padang gurun. Padang gurun selaluberbicara mengenai kesukaran, pergumulan ataupun krisis. Tetapi Firman Tuhan berkata sewaktu Daud berada di padang gurun, dia malah mengucapkan Mazmur (pujian) kepada Tuhan. Karakter/kekristenan kita yang sesungguhnya tidak akan kelihatan pada waktu kita ada di tempat yang nyaman tetapi apabila kita masuk dalam tekanan maka disitulah akan ketahuan bagaimana karakter kita sesungguhnya. Raja Daud adalah contoh seorang yang mempunyai “zeal” (roh yang menyala-nyala) kepada Tuhan.

Daud keluar dari kota raja karena Absalom memburu dia, itulah yang melatar-belakangi Daud berada di padang gurun Yehuda. Kalau kita dikhianati oleh seseorang mungkin kita masih bisa memakluminya tetapi kalau yang mengkhianati itu adalah orang yang dekat, hal itu sangatlah menyakitkan. Tetapi di dalam Mazmur ini juga dikatakan bagaimana Daud malah memuji-muji Tuhan di tengah padang gurun. Daud ini mengenal siapa Tuhannya sehingga dia dapat berseru kepada Tuhannya dengan mantap. Tekanan tidak membuat Daud kecewa kepada Tuhan, sebaliknya dia makin mendekat kepada Tuhan.

Padang gurun menunjukkan “zeal” (gairah) Daud akan Tuhan:
1. Daud memanggil nama Tuhan. “Ya Allah, Engkaulah Allahku …”

Daud mempunyai pasukan khusus yaitu triwira. Salah satu Perwira dari Daud dapat membunuh 300 orang hanya dengan satu pedang ditangan, sedangkan kedua perwira lain juga tidak kalah dahsyatnya dengan perwira pertama. Meskipun begitu, Daud tidak memanggil salah satu dari mereka tetapi dia memanggil nama Tuhan karena dia kenal dengan Tuhannya. Saat-saat ini adalah saat yang paling tepat untuk lebih mengenal dia karena keadaan masa-masa ini tidak akan bertambah baik tetapi penuh tantangan-tantangan yang berat.

2. Daud mencari Tuhan (“early will I seek you”) “aku mencari Engkau, …”
Dikatakan mulai dari pagi hari (“early”) sebelum dia memulai segala kegiatan pada hari itu, Daud mulai mencari wajah Tuhan. Itu bukti bahwa Tuhan adalah prioritas nomor satu dalam kehidupan Daud. Waktu kita menjadikan Tuhan sebagai prioritas nomor satu maka kehidupan kita akan berbeda.
Daud pernah melakukan kesalahan yang menyebabkan Uza mati yaitu ketika dia membawa tabut Allah dari Yerusalem ke kota raja. Daud mulai mencari bagaimana sebenarnya yang Tuhan mau untuk membawa tabut Allah itu dan ketika dia mengetahuinya dia mulai melakukannya. Daud membawa tabut itu dengan pujian dan persembahan. Cara Daud membawa tabut ini menunjukkan bagaimana kegairahan (“zeal”) Daud kepada Tuhan dan bagaimana Tuhan merupakan prioritas dalam hidupnya.

3. Hidup ketergantungan dengan Tuhan. “jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair”
Daud hidup bergantung kepada Tuhan dan itulah yang menjadi kunci setiap kemenangannya. Setiap kali menghadapi peperangan, Daud selalu bertanya kepada Tuhan.

4. Hidup intim dengan Tuhan. “Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat (‘to see’) kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu”
Daud bergaul intim dengan Tuhan. Dia mencari Tuhan di tempat kudusNya. Karena itu di dalam kitab Ibrani 10:25 dikatakan “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita …” Kita tidak akan bisa bertumbuh tanpa komunitas.

5. Daud memberkati Tuhan. “Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau. Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji”.
Setiap kita dapat memberkati Tuhan dengan pujian dan penyembahan lewat kita memuji dan menyembah juga akan ada dampak yang luar biasa yang akan terjadi. Pujian itu dalam membangkitkan semangat kita. Waktu Paulus dan Silas di sesah dan dimasukkan ke dalam penjara, saat tengah malam mereka menaikkan pujian dengan suara yang keras sampai seluruh penjara mendengarnya dan terjadi sesuatu yang dahsyat. Pujilah Tuhan senantiasa meskipun keadaannya tidak baik sekalipun.