Jumat, 01 Desember 2006

Welcoming the Christmas Season

Menyambut “Hari” Natal

Tanpa terasa kita kembali berada di bulan Desember itu berarti sebentar lagi kita akan kembali merayakan natal bersama-sama. Rasa-rasanya masih belum hilang dari ingatan perayaan natal tahun lalu. Jujur saja hari-hari dalam hidup kita berlangsung begitu cepat. Anak-anak kita yang tadinya masih bayi tiba-tiba sudah besar, beberapa sudah jadi remaja sementara yang lain bahkan sudah hampir menikah. Mengalami semuanya ini seringkali secara tidak sadar kita berada dalam suatu bentuk kehidupan yang “bergulir” rutin. Berjalan dari satu hari ke hari yang berikut, minggu ke minggu yang berikut, bulan ke bulan yang berikut, tahun ke tahun yang berikut. Dan….sebentar lagi kita mengalami “natal yang berikutnya.” Keadaan ini bisa membuat kita terjebak untuk hanya sekedar “berada atau mengadakan” tanpa “mengalami” dan “mendalami” makna natal sesungguhnya.

Memang harus diakui sejujurnya, natal yang dirayakan tiap tanggal 25 Desember tidak datang dari Alkitab. Maksudnya Alkitab tidak menulis secara langsung tanggal kelahiran Yesus. Bahkan dari beberapa masukan tampaknya merayakan natal lebih terkesan “kafir” daripada rohani. Tetapi saya yakin apapun tanggapan orang terhadap natal, harus diakui bahwa Tuhan bisa “memakai” momen natal untuk menyatakan kasih, kuasa dan kemuliaannya. Bahkan negara tetangga Singapura yang mayoritas penduduknya beragama Budha memakai momen natal dengan sangat serius. Kalau mereka yang belum mengerti makna natal sesungguhnya ini bisa begitu serius, pertanyaannya bagaimana dengan kita.

Kita tahu bahwa bagi sebagian orang percaya (baca: kristen) natal identik dengan: pesta, baju baru, penampilan khusus, hura-hura, liburan, dan seterusnya; daftar ini bisa diperpanjang lagi. Bagaimana dengan kita? Menyambut natal sesungguhnya mengingatkan kita tentang pengharapan, penebusan, pemulihan, kasih, perubahan total, kemuliaan, dan seterusnya; daftar ini bisa ditambah sesuai dengan pengalaman masing-masing pribadi. Satu hal yang jelas dan paling penting “Mesias” yaitu “Raja di atas segala raja” dan “Tuhan di atas segala tuhan” datang di atas muka bumi ini. Itu berarti Dia berkenan datang dalam kehidupan kita secara pribadi.

Orang Majus sebagaimana ditulis dalam Matius 2:1,2 datang untuk memberikan persembahan dan penyembahan kepada Yesus. Yusuf dan Maria memberi hidup mereka untuk membawa Mesias kepada dunia. Elizabet, Simeon, dan para gembala menaikkan pujian dan penyembahan bagi Sang Raja. Saya percaya sikap-sikap yang seperti yang seharusnya ada dalam hidup kita. Mari kita merenungkan nilai-nilai ini lebih dalam lagi sementara kita berada dalam nuansa natal hari-hari ini. Bagaimana hubungan kita dengan Dia, adakah kehidupan kita “memuji dan menyembah” Dia senantiasa, dan yang terpenting apakah Yesus sungguh-sungguh menjadi Raja dalam hidup kita. Adakah raja-raja lain yang kita ijinkan bertahta dalam hidup kita? Renungkan baik-baik !!! KerajaanNya tidak dapat datang dan kehendakNya tidak akan jadi kalau Yesus belum menjadi Raja dalam seluruh aspek kehidupan kita. Welcome to Christmas season, Tuhan memberkati

Perfect Trust

Percaya Sepenuhnya

Ada satu pertanyaan sederhana sekaligus penting dalam hidup kita. Khususnya pada masa-masa seperti saat ini, di mana terjadi begitu banyak pergumulan dan permasalahan dalam hidup ini. Pertanyaan itu adalah: “Dapatkah anda mempercayai Tuhan?” Saat di mana kita hari-hari ini sedang merayakan natal, pertanyaan di atas sekaligus merupakan refleksi bagi kita semua. Sebab natal berbicara tentang harapan, sukacita, rahmat, bahkan mujijat bagi kita semua. Dengan kata lain saat kita benar-benar percaya kepada Dia, maka perkara-perkara di atas pasti akan terjadi dalam kehidupan kita.

Salah satu pesan natal yang kuat seperti yang disampaikan dalam firman Tuhan adalah “jangan takut.” Dalam Injil Lukas 1:26-30, dimana Maria menerima salam dari malaikat Gabriel maka dia menjadi takut. Tetapi Gabriel yang menyampaikan pesan Tuhan berkata: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah” (ayat 30). Pesan yang sama datang kepada setiap kita yang memiliki kepercayaan secara total kepada Yesus, JANGAN TAKUT !!!

Anda mungkin berpikir “tidak semudah itu” karena apa yang sedang dihadapi begitu berat. Ayat 37 adalah merupakan jawaban, Alkitab berkata demikian: “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Buat Maria apa yang diperintahkan Allah kepada dirinya adalah sesuatu yang mustahil. Bahkan kalau hari ini kita sedang berhadapan dengan kemustahilan, masih ada harapan. Ingat natal berbicara tentang mujijat ! Bagi kita memang mustahil tapi bagi Dia tidak ada yang mustahil. Atau supaya bersifat lebih pribadi kita bisa berkata: bersama dengan Tuhan tidak ada yang mustahil” Haleluya !!!

Bukan hanya Maria yang mengalami rasa takut, ternyata Yusuf pun mengalami yang sama saat malaikat datang kepada dia. Injil Matius 1:18-20 mencatat bagaimana Yusuf yang begitu terkejut mendengar kehamilan Maria memutuskan untuk menceraikannya secara diam-diam. Yusuf merasa dia tidak perlu menanggung apa yang seharusnya tidak perlu dia tanggung. Yusuf punya masalah yang berat disini, tapi sekali lagi malaikat berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu,…” Alkitab berkata Yusuf “TAAT” mengerjakan apa yang Tuhan minta dia lakukan (ayat 24). Kita tahu bagaimana kemudian Yusuf punya peran dalam sejarah kekristenan. Kehidupannya memberi warna dalam karya keselamatan kekal yang merupakan kehendak Bapa di sorga.

Keduanya baik Yusuf maupun Maria, saya melihat mereka memiliki percaya total kepada Tuhan. Percaya yang mereka miliki bukan separo-separo bahkan tidak juga 99,9% tetapi percaya 100%. Minggu yang baru ini, menjelang tahun yang baru mari kita baharui percaya kita kepada Dia. Tidak perduli bagaimanapun keadaan kita, baik atau buruk, ada masalah atau tidak, berhadapan dengan kemustahilan atau tidak, tidak jadi masalah. Asalkan kita punya keyakinan penuh atas Dia. Yesus tidur di buritan perahu saat badai datang, mengapa? Karena Dia percaya sepenuhnya akan Bapa-Nya. Bagaimana dengan kita ?

Minggu, 01 Oktober 2006

Sukkot

Saat ini kita berada di tengah-tengah masa perayaan Sukkot (hari raya pondok daun), minggu-minggu sebelumnya kita sama-sama merayakan Rosh Hashanah (hari raya penipuan sangkakala) dan Yom Kippur (hari raya pendamaian). Ketiga perayaan ini punya hubungan yang sangat erat dan saling berhubungan dalam kalender nubuatan Allah. Rosh Hashanah berbicara tentang kedatangan mempelai pria Yesus untuk menjemput mempelai wanita yaitu gerejaNya. Yom Kippur adalah kedatangan Yesus di bukit zaitun di mana Dia akan menghancurkan semua yang mengepung dan mencoba membinasakan Yerusalem saat itu. Sukkot berbicara tentang millennial kingdom, yaitu kerajaan 1000 tahun menggenapi nubuat: “segala bangsa akan bertelut dan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan.”

Saya percaya bahwa hari-hari ini kita sedang menuju kearah penggenapan semuanya itu. Masalahnya ada banyak orang percaya yang punya mentalitas melarikan diri (escaping mentality), karena menyerah terhadap pergumulan yang diijinkan Tuhan terjadi dalam hidupnya. Kita harus melihat semuanya itu justru sebagai sumber pengharapan dalam kehidupan kita. Sukkot dirayakan sebenarnya untuk mengingat bagaimana Tuhan memelihara orang Israel selama mereka berada di padang gurun 40 tahun lamanya (Imamat 23:43). Mereka mengingat bagaimana tiang awan dan tiang api (Bilangan 14:14) menuntun mereka dalam perjalanan mereka di sana. Mereka juga mengingat bagaimana Tuhan menyediakan air yang keluar dari batu karang (gambaran Tuhan Yesus) di Meriba (Keluaran 17:1-7).

Peringatan ini setiap tahun dilaksanakan setiap bulan Tishri (bulan ke 7), mulai dari hari ke 15 sampai dengan hari ke 21/22. Dirayakan dengan sangat meriah dan setiap harinya sangkakala ditiup dengan sukacita. Sekali lagi semuanya ini mengingatkan kita bagaimana pemeliharaan Tuhan yang dasyat dan tidak berkesudahan dalam kehidupan kita. Lewat pengampunan oleh anugerahNya hidup kita diubahkan. Bukan hanya itu Roh Kudus juga diberikan untuk ada dalam hidup kita sehingga bukan hanya kita yang diubahkan tetapi setiap orang yang kita jumpai juga akan diubahkan. Yesus sendiri menubuatkan akan hal ini pada puncak perayaan Sukkot.
Dalam Yoh 7:37-39 Alkitab berkata: “Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.”

Sekarang kita mengalami semuanya itu, sesuatu yang hanya diimpikan oleh mereka yang hidup dalam era perjanjian lama. Sesuatu yang hanya sebagian orang tertentu yang terpilih yang dapat memilikinya. Tidak heran Petrus mengatakan bahwa kita adalah “generasi yang terpilih” (I Petrus 2:9). Hari ini mari kita melihat diri kita dari sudut pandang yang berbeda sembari mengingat apa yang Tuhan lakukan lewat perayaan pondok daun ini. Bayangkan Roh Raja di atas segala raja itu ada di dalam kita, rasa-rasanya tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa DNA rohani kita secara total berubah dan…itu juga akan mengubah DNA ‘jiwani dan jasmani’ kita. ”Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”

Jumat, 01 September 2006

Yom Kippur

Dalam kitab Imamat 23:26-28 ditulis firman Tuhan: “Tuhan berfirman kepada Musa: “Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan kurban api-apian kepada TUHAN. Pada hari itu janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah hari Pendamaian untuk mengadakan pendamaian bagimu di hadapan TUHAN, Allahmu.”

Beberapa waktu yang lalu kita merayakan Rosh Hashanah, yang merupakan tahun baru orang Yahudi sekaligus merupakan waktu introspeksi diri secara mendalam. Hari ini kita merayakan Yom Kippur, yang merupakan hari pendamaian. Tentu saja bagi kita yang percaya kepada korban Kristus, pendamaian dikerjakan lewat korbannya di atas Kalvari. Tetapi bagi orang Yahudi Yom Kippur berarti mereka harus memikirkan fakta dosa dan dosa memisahkan mereka dari Allah.

Kata pendamaian itu berarti melingkupi, dari bahasa Ibrani yang sama yang digunakan untuk menggambarkan tindakan Nuh ketika ia melapisi bahtera dengan ter, baik di sebelah dalam maupun di sebelah luarnya. Seperti Nuh dibebaskan dari “air bah penghakiman,” demikian juga “Hari Pendamaian” menjadi agen yang menyelamatkan dan membungkus kita dari dosa-dosa kita. Imamat 16:15,16 mengatakan: “Lalu ia harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi kurban penghapus dosa bagi bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah diperbuatnya dengan darah lembu jantan, yakni ia harus memercikannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan tutup pendamaian itu. Dengan demikian ia mengadakan pendamaian bagi tempat kudus itu karena segala kenajisan orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka, apapun juga dosa mereka. Demikianlah harus diperbuatnya dengan Kemah Pertemuan yang tetap diam di antara mereka di tengah-tengah segala kenajisan mereka.

Ada dua kambing yang digunakan sebagai korban, ‘azalel’ kambing penyebab kesalahan dan kambing yang dibuang untuk membawa dosa-dosa umat menjauh. Kedua kambing itu menjadi korban bagi dosa-dosa umat. Sama seperti korban binatang tersebut, yang menutupi (pengampunan) dosa Yesus melakukannya juga bagi kita. Hanya kalau darah binatang tersebut menutupi dosa, maka Darah Yesus menghapuskan segala dosa kita (Ibrani 9:12).
Pada hari Yom Kippur juga Imam Besar akan masuk ke dalam ruang Maha Kudus dengan membawa darah korban bagi pengampunan dosa. Yesus yang adalah Imam Besar kita melakukan yang sama, Dia masuk ke ruang Maha Kudus menjadi perantara bagi kita dengan membawa DarahNya sendiri (Ibrani 9:11-14, 24, 28). Hari ini untuk kesekian kalinya kita merenungkan makna korban Kristus bagi kita dan pertobatan sejati dari pihak kita. Pertobatan lewat percaya dan mengaku akan Yesus memang kita lakukan satu kali, tetapi dalam perjalanan hidup sebagai orang percaya kita harus memiliki sikap bertobat karena tidak ada seorangpun yang sempurna. Mari hari-hari mendatang ini kita lebih lagi memeriksa dengan seksama hidup kita, apakah kita senantiasa berkenan kepadanya.

Rosh Hashanah

Hari ini kita bersama-sama memperingati perayaan Rosh Hashanah, yang dalam penanggalan Yahudi dilakukan pada hari pertama pada bulan ketujuh (Tishri). Hari raya Rosh Hashanah ini lebih populer disebut dengan hari raya penipuan sangkakala. Dalam kitab Imamat 23:23-25 dikatakan: “Tuhan berfirman kepada Musa: “Katakanlah kepada orang Israel, begini: ‘Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan hari perhentian penuh yang diperingati dengan meniup sangkakala, yakni hari pertemuan kudus. Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat dan kamu harus mempersembahkan kurban api-apian kepada TUHAN’ “
Ada tiga hal secara garis besar yang biasanya dilakukan pada saat umat Tuhan merayakan hari raya ini. (1) Doa & pembacaan Firman Tuhan, (2) Introspeksi diri & pertobatan serta memberikan persembahan untuk mereka yang memerlukan, dan (3) Meniup shofar (sangkakala yang terbuat dari tanduk domba jantan yang melengkung). Indikasi yang terpenting dari semuanya ini adalah berbicara tentang “kesiapan kita menyambut kedatangan mempelai pria” yaitu Yesus Kristus Tuhan. Pertanyaan yang patut direnungkan kita semua: bagaimana hidup kita dan keadaan kita saat ini? Sebab Dia datang pada saat yang tidak terduga. So prepare yourself carefully & Happy Rosh Hashanah. God Bless You

Sabtu, 01 Juli 2006

Sikap

Ada satu ungkapan yang sangat populer dan cukup sering kita dengar: attitude determine altitude (sikap menentukan “ketinggian”). Ungkapan itu benar sekali, sikap kita akan sangat menentukan sampai batas mana kita mengalami kemajuan dan pertumbuhan dalam hidup kita. Sikap membuat penolakan berbalik menjadi penerimaan. Sikap juga membuat penerimaan berbalik menjadi penolakan. Kehidupan kita dengan kata lain dapat turun atau naik tergantung dengan sikap kita.

Firman Tuhan dalam kitab Mazmur 15 berkata: “Mazmur Daud. TUHAN, siapa yang boleh menumpang kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak melimpahkan cela kepada tetangganya;yang memandang hina orang yang tersingkir/jahat, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi; yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya.

Kurang lebih ada sepuluh kualitas sikap yang saya percaya akan sangat menentukan “keberadaan” kita. Perhatikan bagaimana Daud memulai nyanyian di atas dengan sebuah pertanyaan yang sangat penting: siapakah yang boleh menumpang kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Daud sedang menanyakan sesuatu yang merupakan inti dari sebuah kehidupan yang terkait langsung dengan Tuhan sendiri. Sebuah persekutuan yang erat dengan Dia sendiri dan yang menjadi jaminan kehidupan yang fulfilled (baca: berhasil dalam berbagai aspek). Siapa yang dapat menjamin kita memiliki hidup yang demikian selain daripada Tuhan sendiri. Tidak heran kalau kemudian Daud menutup mazmur ini dengan jaminan akan sebuah kehidupan yang kokoh – tidak tergoyahkan oleh apapun.

Memasuki minggu yang baru ini, sekali lagi mari kita renungkan bersama-sama kualitas sikap yang ada di atas. Saya berdoa setiap kita mengambil waktu untuk paling tidak selama seminggu ke depan ini merenungkan masing-masing kualitas yang ada. Lalu kemudian bersikap jujur untuk mau mengakui pada area mana dari sikap kita yang perlu diperbaiki bahkan diubah. Selanjutnya kita bertobat dan mulai hidup dengan sikap yang baru dan buktikan sendiri bagaimana kualitas hidup kita akan mengalami peningkatan. Mengubah kualitas sikap akan berakibat pada perubahan kualitas hidup.

Anda naik atau turun, berhasil atau gagal, disukai atau tidak, diterima atau ditolak, dicari atau dihindari, dan seterusnya. Daftar ini bisa diperpanjang sesuai dengan keadaan anda masing-masing, sangat tergantung kepada sikap kita. Mari sekali lagi hari yang baru dan minggu yang baru ini kita ubah sikap kita dan kita tingkatkan kualitas hidup kita. Ingat baik-baik, your attitude determine your altitude. Berhentilah menyalahkan Tuhan karena hidup yang mungkin tidak mengalami perubahan. Kebanyakan masalahnya terletak pada diri kita sendiri: sikap anda terhadap Tuhan, rekan kerja, teman, keluarga, sahabat, atasan, pemimpin, dan sebagainya. Sekali lagi saya berdoa hidup anda naik dan bukan turun, anda adalah orang yang ada di kemah Tuhan dan gunungNya yang kudus – suatu kehidupan yang kokoh dan tidak akan goyah sampai selama-lamanya, AMIN.

Emotional Quotient

Selama puluhan tahun ada banyak orang meyakini bahwa kecerdasan adalah ukuran keberhasilan bagi seseorang. Itu sebabnya mulai dari usia anak-anak sampai usia dewasa, semuanya mengalami apa yang disebut dengan tes kecerdasan atau Intelegence Quotient. Mulai dari masuk sekolah, melamar pekerjaan, tes masuk angkatan bersenjata, memperpanjang SIM, dan sebagainya harus melewati tes IQ. Peserta wajib memenuhi standar tertentu sebelum dapat dianggap layak untuk diterima. Pemikiran yang mendasari hal ini adalah seseorang yang “pandai” pasti akan berhasil dikemudian hari. Sejujurnya sampai dengan saat inipun ada banyak dari kita yang setuju dengan pendapat di atas.

Sebenarnya hal ini tidak salah hanya karena penekanan yang lebih terhadap syarat kecerdasan tertentu, kita melupakan hal-hal lain dalam hidup kita yang mungkin jauh lebih berperan terhadap keberhasilan hidup. Hampir setiap orang tua menginginkan anak-anaknya memperoleh nilai-nilai tinggi dalam sekolah. Sekali lagi ini penting sekali tetapi kenyataannya anak yang pandai sekolah tidak menjamin keberhasilan nantinya di dunia kerja. Masalahnya ternyata terletak pada kemampuan beradaptasi dan penyesuaian diri serta kemampuan dalam membangun hubungan dengan sesama.

Pada pertengahan tahun 90an kita mulai mendengar istilah EQ yang makin lama makin popular sampai saat ini. Dunia sepertinya tercelik dan mendapat jawaban tentang kesenjangan antara IQ dan keberhasilan seseorang di dunia nyata. Ternyata bahwa dibutuhkan lebih dari sekedar pandai untuk kita bisa berhasil. Kalau boleh diambil kesimpulan ternyata “karakter dan integritas” seseorang berperan jauh lebih penting dari pada hanya sekedar pandai. Saya sering mendengar tentang anak Tuhan yang pandai (baca: lihai) “mempermainkan” orang lain. Mereka bukannya menjadi berkat karena kepandaian, sebaliknya seringkali menimbulkan masalah bagi orang lain.

Saya percaya Yesus adalah pribadi yang punya IQ sangat tinggi. Lihat saja pengajaran-pengajaran dan yang lebih penting perbuatan-perbuatan yang Dia lakukan selama 33,5 tahun di bumi ini. Yesus uniknya bukan seorang yang gampang berkompromi, Dia sangat tegas dan punya sikap yang benar. Sekalipun demikian Alkitab mencatat keberhasilanNya dalam berhadapan dengan orang banyak. Markus 3:7,8 berkata: “Kemudian Yesus dengan murid-muridNya menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikutiNya. Juga dari Yudea, dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon datang banyak orang kepadaNya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukanNya.”

Kalau mau diaplikasikan dalam dunia nyata, boleh dikatakan Yesus adalah seorang yang sukses dalam apapun yang dikerjakanNya. Bagaimana dengan kita? Saya mengerti kita sedang menghadapi masa-masa yang sulit. “Sekarang semua serba susah pak!!!” Seorang jemaat bicara dengan saya, apa kita kurang berdoa? Atau kurang rajin ibadah? Atau perlu urapan lebih? Dan sebagainya. Saya percaya itu semua sangat baik dan perlu, tapi jangan-jangan saking rohaninya kita lupa hal-hal yang sifatnya praktis. Bagaimana pendekatan kita dengan langganan? Gimana cara kita memperlakukan mereka? Bagaimana kita memandang mereka? Termasuk apa pendapat kita tentang diri kita sendiri? Positi atau negatif? Semua ini, anda yang tahu jawabannya.

Saya berdoa dan tetap percaya Tuhan tidak merencanakan kegagalan, kalaupun gagal itu hanya keberhasilan yang tertunda. Mari kita yakini ini sungguh-sungguh, plus kita jaga sikap kita. Mari minggu yang baru ini, kita lebih optimis – positif – berintegritas – berkarakter – dsb, tingkatkan skor EQ anda bersama Tuhan. Saya percaya kita akan menuai lebih, lebih dan lebih lagi sebab kita akan jadi lebih berhikmat, menyenangkan, tapi tidak gampangan apalagi terlibat dosa. Maju terus pantang mundur, lupakan minggu yang sudah lalu lihat ke depan dengan keyakinan yang lebih. Tuhan memberkati !!!!

Perjumpaan

Setiap hari dalam hidup kita selalu terjadi perjumpaan, dengan keluarga – teman – rekan sekerja – bahkan orang lain yang tidak pernah kita jumpai sebelumnya. Lewat perjumpaan yang terjadi bisa dihasilkan dampak yang positif tetapi bisa juga dihasilkan dampak yang negatif. Dampak yang dihasilkan bisa dangkal, tetapi bisa juga dalam tergantung dari perjumpaan seperti apa yang kita alami. Yang saya maksudkan adalah kualitas perjumpaan itu, seberapa penting perjumpaan itu buat kita dan yang terpenting dengan siapa kita berjumpa.

Kalau hari ini anda berjumpa dengan seorang figur misalkan entah itu artis terkenal, tokoh masyarakat, orang terkenal, pendeta yang diurapi, dan sebagainya tentu saja perjumpaan ini menjadi sangat berarti. Pertanyaannya hari ini bagaimana kalau kita berjumpa dengan Tuhan sendiri. Tuhan yang dasyat pencipta langit dan bumi, pribadi yang tidak dapat dibandingkan dengan apapun juga. Seringkali saat kita berjumpa dengan seorang manusia (biasa) yang kebetulan terkenal kita akan bangga. Kita menceritakannya, mengenangnya, bahkan seringkali hal ini berdampak sampai pada mengubah masa depan kita.

Salah satu presiden USA Bill Clinton menceritakan perjumpaannya dengan Kennedy yang waktu itu menjadi presiden. Dia mengenang bahwa lewat pertemuan itu dia terinspirasi dan bertekad ingin menjadi presiden suatu saat. Buat Clinton perjumpaan itu mengubah hidupnya bahkan masa depannya. Sekali lagi bayangkan bagaimana perjumpaan kita dengan Tuhan. Saya begitu yakin akan terjadi perubahan demi perubahan yang anda tidak akan pernah bisa bayangkan. Banyak hamba Tuhan yang mengungkapkan dampak perjumpaan itu dengan mengatakan: “…anda tidak pernah sama lagi…”

Alkitab begitu banyak mencatat perjumpaan demi perjumpaan antara Tuhan dengan manusia biasa dan mengubah mereka menjadi manusia luar biasa. Abraham mengalami perjumpaan yang menjadikan dia sahabat Tuhan. Yakub berjumpa dengan Tuhan yang mengubah identitasnya sekaligus masa depannya. Musa mengalami perjumpaan yang membuat dia menjadi sangat lembut. Gideon berjumpa dengan Tuhan yang mengubah citra dirinya. Elia berjumpa dengan Tuhan yang dasyat dalam kuasaNya. Yesaya mengalami perjumpaan yang membuat dia mengerti siapa Raja yang sesungguhnya. Yeremia, Yehezkiel, Daniel, Maria Magdalena, Petrus, Paulus dan seterusnya, daftar ini bisa diteruskan dengan berbagai dampak dalam hidup setiap mereka.

Sekarang bagaimana dengan anda, “do you experience God encounters?” Sudahkah anda mengalaminya? LawatanNya, perjumpaan dengan diriNya secara pribadi. Sekali lagi minggu yang baru ini miliki kerinduan akan perjumpaan dengan Dia, Paulus berkata: “Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus” (Fil 3:12). Kejar Dia dengan sungguh-sungguh, saya percaya anda akan mengalami pengalaman yang berbeda, you will never be the same again. Tuhan Yesus memberkati !!!

Brave Heart

Hidup dikeadaan seperti hari-hari ini sangat dibutuhkan sikap hati yang kuat, berani dan pantang menyerah. Judul yang kita pakai ini pernah dipakai juga sebagai judul film yang sangat terkenal. Ceritanya dibangun dari sejarah kerajaan Scotland (Skotlandia) yang dijajah dan diperbudak oleh kerajaan England (Inggris). Dilukiskan bagaimana rakyat Skotlan kehilangan apa yang sebenarnya merupakan hak mereka. Mereka kehilangan banyak hal, mulai dari harga diri – kebebasan – penghidupan yang layak – kebanggaan – dan sebagainya. Mereka tidak berdaya dan tidak tahu harus berbuat apa-apa. Hal ini lebih diperparah oleh sikap raja mereka yang tidak mau tahu kepentingan rakyatnya dan hanya mementingkan dirinya sendiri. Keadaan ini membuat rakyat Skotlandia benar-benar terpuruk dan seperti tidak punya masa depan sama sekali.

Sampai satu hari seorang pemuda Skotlandia yang bernama William Wallis kembali ke daerahnya. William adalah putra seorang pejuang Skotlan yang kembali ke daerahnya setelah di didik baik secara intelektual maupun ilmu perang oleh pamannya. Melihat keadaan bangsanya yang terpuruk dan diperlakukan dengan tidak pantas oleh musuh-musuh mereka, dia bangkit dan bertindak. Tentu saja awalnya apa yang dilakukan William tidak terlalu mendapatkan dukungan. Tetapi karena dia memiliki “mental baja” (brave heart), pada akhirnya itu menulari rekan-rekan sebangsanya dan mereka mencatat sejarah yang luar biasa. William pada akhirnya memang harus mati (karena dikhianati rajanya sendiri) tetapi dia tetap tidak mau menyerah. Akibatnya sampai hari ini apa dilakukannya menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tidak gampang menyerah dalam perjuangan.

Saya tidak tahu bagaimana keadaan saudara hari ini, tapi kalau anda sedang menghadapi pergumulan – jangan gampang menyerah. Kita bahkan punya sumber inspirasi yang jauh lebih dasyat dari William Wallis yaitu Tuhan Yesus. Dia yang mengerjakan misi BapaNya, membawa Kerajaan Allah ada di bumi ini seperti di sorga. Dia yang tidak pernah kompromi sekalipun harus mati di atas kayu salib. Tetapi Dia yang juga bangkit mengalahkan kematian, yang berarti pengharapan yang tidak ada habis-habisnya bagi mereka yang percaya kepada Dia. Filipi 2: 5-8 berkata: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesataraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”
Apa yang sudah Yesus lakukan menjadi dasar bagi kita untuk menjalani kehidupan ini dengan keberanian. Intinya adalah mentalitas, sewaktu kita punya mental yang benar (Mentalitas Kerajaan Sorga), kita akan melihat situasi dan kondisi kita akan mengalami perubahan kearah yang labih baik. Kita bukan hanya sanggup mengubah keadaan kita tetapi juga akan menginspirasi orang lain untuk keadaan mereka juga diubahkan. Jangan takut terhadap goncangan, karena segala sesuatu memang harus digoncangkan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. Dan berita baiknya kita berada di dalam kerajaan yang tidak tergoncangkan itu yaitu Kerajaan Allah sendiri. Karena itu minggu yang baru ini saya mau katakan: “be brave, be strong” sebab Tuhan Allahmu menyertai engkau senantiasa.

Tujuan Tuhan Bagi Kita

Filipi 3:12-14
“Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang dihadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”

Tidak ada seorangpun diantara kita yang sempurna, tetapi kita semua sedang menuju kepada kesempurnaan. Kita bisa hidup dan menjadi orang percaya saat ini semata-mata karena kasih karunia Allah. Kita harus terus bergerak maju, dan melupakan apa yang telah ada di belakang kita (masa lalu). Mungkin kita pernah mengalami peristiwa yang memalukan, kegagalan, penyakit, akan tetapi semua itu sudah terjadi dan menjadi masa lalu kita yang harus kita lupakan karena kita telah masuk dalam masa yang baru (masa sekarang dan masa depan). Jangan terintimidasi dengan hal-hal dimasa lalu, karena dengan terfokus pada masa lalu kita tidak akan mengalami kemajuan dalam kehidupan kita. Saat ini adalah waktunya untuk kita melihat dan terus maju untuk menangkap masa depan yang tersedia didepan kita. Pertahanan yang paling baik adalah menyerang, oleh karena itu kita harus terus dan terus bergerak maju menuju masa depan.

Jika kehidupan kita tidak memiliki goal / tujuan dan tidak terus bergerak maju maka kita tidak akan mendapat apa-apa dalam hidup kita. Yeremia 29:11, janji Allah bagi kita, yakni rancangan masa depan yang sejahtera dan penuh pengharapan.

Setiap orang percaya harus tahu apa yang menjadi tujuan Tuhan dalam kehidupan kita.

Tujuan Tuhan bagi kita adalah:
1. Efesus 2:19 – Tuhan mau kita harus menjadi anggota keluarga Allah. Kita bukanlah orang asing, melainkan saudara sedarah, sebab kita telah ditebus oleh darah Kristus dan dilahirkan kembali oleh Roh Kudus. Perjanjian ini merupakan perjanjian yang tidak dapat dibatalkan oleh apapun juga. Kita tidak pernah sendirian sebab kita memiliki keluarga yang selalu menerima kita. Menjadi anggota dalam suatu keluarga sangatlah penting, sebab:
• Anak dilatih, dididik dan dibersarkan didalam keluarga. Tanpa keluarga anak akan menjadi liar. Kebanyakan orang hidup tanpa aturan sebab dalam hidupnya ia tidak mengenal dan tidak diberikan aturan.
• Warisan hanya diberikan kepada anggota keluarga. Berkat keturunan dijamin pasti akan diturunkan kepada mereka yang adalah anggota keluarga.

2. 1 Timotius 4:12 – Kita harus menjadi teladan karakter Kristus. Dalam kehidupan kita, kita harus menjadi model dari karakter Krsitus. Kita harus mengenakkan Kristus dalam kehidupan kita setiap hari, melalui pemenuhan Roh Kudus dan dalam kebenaran firman Tuhan. Sehingga dunia dapat melihat adanya perbedaan dalam hidup kita, sebab karakter Kristus hidup di dalam kita. Oleh sebab itu diperlukan adanya pertumbuhan yang sempurna dalam kehidupan kita.

3. 1 Petrus 4:10 – Kita harus menjadi pelayan dari kasih karunia. Dunia tidak mengerti akan kasih karunia, sebab dunia menilai dengan prestise, prestasi, dan hal-hal lain yang fana. Sedangkan Tuhan melihat kita dengan kasih karuniaNya. Oleh sebab itu jangan pernah memandang rendah diri anda, sebab anda berharga dimata Tuhan. Kita harus terus belajar dan melatih diri kita, mempersiapkan diri menjadi yang terbaik untuk melayani Tuhan. Kita harus menjadi orang percaya yang rendah hati dan bukan rendah diri.

4. 2 Korintus 5:19-20 – Kita harus menjadi utusan Kristus, yang mewakili kerajaanNya dimuka bumi. Kita harus selalu bersaksi kepada dunia, menyaksikan kebaikan dan kebenaran Tuhan dalam kehidupan kita. Tugas kita adalah bersaksi dan Roh Kuduslah yang bertugas untuk menginsyafkan dunia.

Yohanes 4:23,24 – Kita harus menjadi penyembah-penyembah yang benar dalam Roh dan Kebenaran. Tuhan ingin kita membesarkan namaNya dengan menjadi penyembah yang benar. Penyembah yang benar tidak hanya dengan pujian, melainkan juga melakukan kebenaran dan hidup dalam kasih.

Kamis, 01 Juni 2006

Speak What You Seek

Beritahulah dan kemukakanlah alasanmu … (Yesaya 45:21)

Jika anda ingin hidup berkemenangan, anda harus memperkatakan perkataan iman yang positif dan mendeklarasikan apa yang Tuhan katakan mengenai keadaanmu. Filipi 4:13 mengatakan bahwa kita dapat melakukan apa saya didalam Kristus yang menguatkan kita. Tidak peduli apakah anda merasa tidak berkualitas dan tidak sesuai, teatpi Yesus berjanji untuk menguatkan dan memampukan diri anda.
Ketika masalah datang, apa yang anda katakan mengenai keadaanmu? Apakah anda mendeklarasikan bahwa anda adalah pemenang didalam Kristus?
Semua orang bisa berpikir dan bersikap positif jika segala sesuatu dalam keadaan baik-baik saja. Akan tetapi respon anda terhadap masalah tersebut itulah yang akan membentuk atau menghancurkan diri anda. Apa yang ada katakan disaat dalam tekanan dan masalah akan berdampak langsung pada hasilnya. Jangan melihat keadaanmu dengan mata jasmani. Lihatlah dan berpeganglah pada kebenaran firman Tuhan. Deklarasikan kebeneranNya kepada masalahmu, dan terus lakukan sampai fakta yang ada menjadi sejalur dengan firman Tuhan. Buatlah keputusan hari ini bahwa anda akan melampaui segala masalah yang saat ini sedang anda hadapi – sekarang waktunya!!

Make A Plan

Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu (Amsal 16:3)

Agar dapat memenuhi tujuan Ilahi dalam hidup anda, anda harus membuat rencana yang sesuai dengan tujuan Allah dan tetap fokus untuk melakukan rencana yang ada. Bangun setiap hari dengan mengetahui kemana anda mengarah, arah mana yang anda ambil dan apa yang ingin anda capai – kemudian bertahanlah didalamnya. Jangan ijinkan hambatan dan kesibukan anda membawa anda keluar dari dari jalur. Tanyakan pada diri anda, apakah yang saya lakukan membawa saya maju mengarah kepada tujuan ilahi? Apakah yang saya lakukan ini adalah rencana Allah yang sebenarnya bagi saya? Ataukah saya hanya terkesan sibuk akan tetapi tidak melakukan halyang berguna?
Amsal 4:25 berkata, “Biarlah matamu memandang terus kedepan dan tatapan matamu tetap ke muka. Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah menyimpang kekanan dan kekiri, jauhkan kakimu dari kejahatan.”
Jangan biarkan dirimu hilang fokus dan menghabiskan waktu dan tenagamu pada hal-hal yang tidak membantumu mencapai tujuan Ilahi dalam hidupmu.
Ingatlah bahwa Rencana Allah diberkati, dan ketika anda berjalan dalam rancanganNya dalam hidupmu, maka anda akan mengalami kelimpahan dalam segala hal yang dikerjakan tanganmu.

Original

Kalau ada tiruan yang bisa diterima cuma ada satu yaitu waktu Tuhan menciptakan manusia serupa dan segambar dengan diriNya sendiri (Kej 1:26). Kalau ada yang lain mungkin tiruan terhadap sesuatu yang baik, seperti meniru sikap yang baik atau meneladani sesuatu yang mulia. Selain dari peristiwa di atas semua bentuk menjiplak atau meniru adalah merupakan sesuatu yang tidak pantas dilakukan. Mulai dari sesuatu yang terlihat sederhana seperti meniru pernyataan seseorang yang diakui sebagai miliknya. Atau menulis kembali tulisan yang pernah dikerjakan orang lain. Sampai kepada sesuatu yang parah seperti menjiplak hasil karya seseorang. Atau memproduksi ulang hak intelektual orang lain dalam bentuk apapun.

Jujur saja memang meniru jauh lebih gampang daripada melahirkan sendiri karya asli dari diri kita. Sebab meniru tidak membutuhkan pemikiran yang mendalam seperti “mencipta.” Meniru juga tidak membutuhkan harga yang mahal baik dari segi uang, tenaga maupun waktu. Alkitab menulis dalam Amsal 9:17, “Air curian manis, dan roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya.” Perhatikan apa yang firman katakan mencuri (baca:meniru) itu sesuatu yang menyenangkan. Tidak heran ada banyak orang senang bahkan sangat menikmati saat menjiplak karya orang lain. Kita semua mengerti saat membeli karya imitasi, kita merasakan sensasi tersendiri dalam diri kita.

Meskipun meniru adalah sesuatu yang sangat menyenangkan, kita juga tahu perilaku ini dapat mempermalukan kita saat semuanya terungkap. Dan sejujurnya kalau bisa mendapatkan yang asli, tentu saja kita akan lebih senang dan bangga. Karena itu meskipun kita diciptakan segambar dan serupa dengan Tuhan, kita tetap dilahirkan secara orijinal. Tidak ada seorangpun manusia di atas muka bumi ini yang memiliki kemiripan dalam skala seratus persen. Saya tidak tahu bagaimana nantinya kalau teknologi kloning berhasil dengan uji coba manusia. Tetapi meskipun demikian saya tetap yakin akan keaslian masing-masing individu manusia. Paling tidak adanya perbedaan dalam hal karakter, kepribadian, tindak-tanduk dan sikap kita.

Melihat kebenaran di atas, kita harus mulai belajar untuk fokus kepada orijinalitas dan bukan pada perilaku meniru. Saat kita masih “anak-anak” mungkin kita banyak meniru karena memang kita masih belajar. Tetapi saat kita mulai dewasa maka kita akan mulai menjadi diri kita sendiri. Orang yang paling malang nasibnya adalah mereka yang seumur hidupnya selalu mencoba meniru. Meniru gaya orang lain misalnya (dipaksakan/“gak nyambung”) adalah sesuatu yang melelahkan dan kita tampak aneh, karena kita tidak didesain untuk bergaya seperti itu. Saat kita kembali kepada orijinalitas yang kita miliki, kita jadi lebih rileks karena memang seperti itulah kita. Semuanya akan mengalir secara natural, tidak ada unsure yang dipaksakan sedikitpun.

Kenyataan lainnya adalah karena kita mirip/seperti Tuhan yang adalah “Kreator,” maka kepada kita juga diberikan kemampuan mencipta. Ada suatu kekuatan dalam DNA kita yang “diturunkan” (Bhs Inggris: Origin), yang kalau kita manifestasikan akan menghasilkan banyak hal-hal yang luar biasa. Lihat saja apa yang ada disekitar kita, gedung-gedung besar, bangunan-bangunan bersejarah, mobil-mobil, alat-alat komunikasi, dan sebagainya. Jujur dari mana semuanya itu dating kalau bukan dari kreatifitas yang ada dalam diri manusia. Semuanya itu diawali oleh sebuah ide original hasil “mimpi” seseorang yang memiliki angan-angan yang besar. Orang tersebut kemudian mau membayar harga agar ide “gila” tersebut itu tercipta dan …. Apa yang sekarang kita lihat tercipta.

Saya percaya ada begitu banyak hal yang Tuhan sudah taruh di dalam diri kita sejak kita dilahirkan. Tinggal apakah kita mau membawanya keluar dari diri kita dan membuat itu menjadi nyata. Jangan takut untuk mimpi dan memiliki angan-angan yang besar. Jangan takut untuk dilecehkan bahkan dianggap gila untuk sesuatu yang besar. Jngan biarkan ketakutan kita tentang apa kata orang menghalangi kreatifitas yang Tuhan taruh dalam diri kita. Jangan biarkan anda mati dengan membawa semua kreatifitas itu tanpa ada satupun yang jadi kenyataan. Minggu yang baru saya berdoa sesuatu yang baru Tuhan mulai kerjakan, sesuatu yang sebelumnya belum pernah anda lakukan. Feel it……and….do it, let it happen.

Shavuot Pentecost

Kisah 1: 5-8
Kisah 2: 1-4, 12-18; 32-33


Apakah itu Pentakosta?
Kata Pentakosta berasal dari kata Penta yang berarti 50. Dalam tradisi orang Yahudi, mereka merayakan hari raya Shavuot, yang dirayakan 2 hari setelah Pesach (Paskah), yaitu pada hari ke enam bulan Shivan; dan berlangsung salama 7 minggu (49hari). Pada hari yang ke 50 mereka merayakan Shavuot atau dikenal juga dengan nama Pesta Tuaian, atau hari raya buah sulung, Di hari ini, orang Israel merayakan bagaimana Tuhan telah memberkati mereka, dan bagaimana mereka melihat apa yan gmereka tanam berbuah, dan ap ayang mereka lakukan berhasil. Dan pada saat perayaan itu berlangsung, di Sinagoga, kitab Rut dibacakan untuk mengingat masa-masa tuaian. Dan ketika mereka pulang kerumah, mereka akan makan kue keju dan kue madu untuk mengingatkan mereka bagaimana Tuhan membawa mereka dari perbudakan masuk ke tanah yang berlimpah susu dan madu. Sebelum dikusi Torah, madu di oleskan ke mulut bayi dan anak-anak untuk menyatakan belajar Torah itu manis. Juga untuk mengingat bagaimana Musa menerima 10 Perintah Allah di Sinai.
Perjanjian lama menekankan atau berfokus pada Firman, akan tetapi dalam perjanjian baru, ketika 120 pengikut Yesus dilawat oleh Roh kudus, perjanjian baru menekankan pada kehidupan Roh. Firman dan Roh berjalan bersama dan harus ada keseimbangan. Kita harus selalu bersiap sedia, sebab seringkali Tuhan melawat kita di saat yang tidak terduga!! Sama juga dengan kedatanganNya yang kedua kali, tidak ada yang tahu, oleh sebab itu kita harus bersiap sedia dan menjaga hati agar ketika IA datang kita didapatiNya setia.

3 tempat utama Yesus:
• Betlehem berarti Allah Bersama kita. (Yesus lahir)
• Calvary berarti Allah bagi kita. (Yesus mati)
• Pentecost berarti Allah di dalam kita. (Yesus naik ke sorga)

Kisah 19:2  tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah bait Roh Kudus? Diri kita adalah bait Roh Kudus, oleh karena itu kita harus menjaga hati dan diri kita, dan juga tinggal di dalam DIA.

I. Janji Pentakosta
- Apa janji Pentakosta? – “Diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi” (Lukas 24:29)
Janji Pentakosta. Dalam kotbah Petrus – “Janji akan Roh Kudus diperuntukkan kepada semua orang yang menerima panggilan dan pertobatan. “(Kisah 2:38-39)

II. Tujuan dari Pentakosta
Tujuan dari Pentakosta adalah – PENUAIAN --
(SHAVOUT – The Feast of Harvest/ Perayaan Penuaian)
Tuaian jiwa-jiwa adalah Hati dari Pentakosta (Yoel 2:23-27).
Dua hal yang penting untuk penuaian:
1. Hujan awal, mempersiapkan tanah untuk menaburkan benih.
2. Hujan akhir, mempersiapkan tanaman untuk menjadi matang dan siap dituai.

Yoel 3:9
Hujan Roh Kudus mempersiapkan buah di dunia ini untuk siap dituai. Sekarang waktunya semakin sempit, begitu banyak tuaian yang harus dituai!! Tujuan Pentakosta tidak lain, tetapi tuaian jiwa-jiwa. Jika kita dipenuhi Roh kudus, dan kuasaNya ada didalam kita, maka kita akan memanifestasikan kuasanya dan menjadi saksi bagi dunia.

III. Kekuatan Pentakosta
(Kisah 1:8)  Kamu akan menerima kuasa
ay. 4,5 → dibaptis Roh Kudus

POWER : Dunamis / Dunamos
1. Dinamis (lawan Statis  membosankan & membuat tidur)
2. Dinamit (ledakan & kekuatan untuk menghancurkan) – jika Roh kudus ada di dalam kita, maka segala area kehidupan kita yang keras dan tidak benar akan dihancurkan; dijadikanNya baru, dan berbuah)
3. Dinamo (memproduksi arus listrik  menyalakan lampu) – Jika Roh kudus ada didalam kita maka ada arus listrik dalam hidup kita, tidak perlu lagi untuk dipompa untuk menyala; karena sekali menyala, akan terus menyala!!
(Kisah 2: 17-18 ; Yoel 2:28-29)

Kita harus memiliki kuasa Roh Kudus hari ini!! Banyak gereja masa kini yang kehilangan kuasa Roh Kudus. Gereja menjadi agamawi dan tidak rohani. Kerohanian bukanlah Agama!!
Religion/Agama : orang yang tidak kenal Tuhan berbicara dengan orang lain yang juga tidak kenal Tuhan tentang orang yang mengenal Tuhan. Yesus datang bukan membawa Agama, tetapi Yesus datang membawa Roh Kudus; sehingga menjadikan kita Rohani dan bukan Agamawi.

Hakim 16:18-21 – Simson adalah seorang yang diurapi Tuhan, akan tetapi ia kenakan-kanaknan (tidak bertumbuh). Orang yang diurapi Tuhan tidak memiliki rasa takut akan apapun, karena perlindungan Tuhan ada atasnya. Akan tetapi jika ia tidak dewasa dan tidak mau bertumbuh maka Roh Tuhan dapat pergi meninggalkan dia, sebab Roh Kudus adalah Pribadi. Dan ini yang terjadi pada Simson, Roh kudus meninggalkan dirinya. Simson terbujuk oleh Delilah untuk tidur dipangkuannya, dan kemudian rambutnya dicukur, sehingga Simson kehilangan kekuatannya dan ia:

1. Ditundukkan oleh bujuk rayu musuh (ay.19)
2. Terjebak rutinitas (“seperti yg sudah-sudah”) (ay.20a)
3. Tidak menyadari akan hadirat Tuhan (ay.20b)
4. Tertawan musuh (ay.21)
5. Tidak memiliki Visi (matanya dicungkil) (ay.21)
6. Hidup dan tinggal dalam daerah kekuasaan musuh (ay.21)
7. Mengalami perbudakan (ay.21)
8. Bekerja untuk musuh (ay.21)  Tidak ada masa depan

Akan tetapi hari ini adalah saat Tuhan melakukan Restorasi!! Tuhan memulihkan kuasa Roh Kudus bagi gerejaNya.

IV. Mempraktekkan pengalaman Pentakosta
Kisah 2: 41-47
Apa yang mereka alami setelah Roh Kudus tinggal di dalam hidup kita:
Ay. 41 (Repentance) -- mereka memberi diri untuk dibatis dan bertobat sungguh-sungguh.

Bersedia dan mau untuk menerima dan merubah hidup kita.
Ay. 42 (Worship) -- mereka berkumpul bersekutu dan berdoa dan menyembah
Ay. 43 \(Sign & wonder) – karunia-karunia Roh Kudus akan dimanifestasikan dalam hidup kita
Ay. 44,45 (Generous Living) – hidup dengan kemurahan hati, menjadi berkat bagi orang lain
Ay. 46,47a (Harmonious Living) – hidup dengan tekun dan sehati
Ay. 47b (Witnessing) – hidup sebagai saksi Kristus

Senin, 01 Mei 2006

Dedikasi

Siapa saja yang menginginkan sesuatu yang besar dan berarti terjadi dalam hidupnya sangat membutuhkan dedikasi. Dedikasi membuat kita berkomitmen di dalam melakukan sesuatu, bahkan melakukannya dengan kesungguhan hati. Yesus datang ke dunia karena dedikasi kepada misi BapaNya yang di sorga. Dia tahu bahwa harga yang harus dibayar adalah dengan diriNya dan nyawaNya sendiri. Tetapi Dia tetap turun ke dunia, mati buat mereka, mengorbankan hidupNya dan menyerahkan segalanya buat apa yang Bapa mau.

Fil 2:5-8 mengatakan: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah mengosongkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Ayat-ayat di atas menunjukkan dedikasi yang Yesus nyatakan dalam hidupNya. Hal yang sama juga - saya percaya – Dia mau ada dalam kehidupan kita. Kita patut merenung dan bertanya sampai dimana dedikasi kita terhadap Tuhan pertama-tama. Apakah kita sungguh-sungguh memberikan hidup secara total kepada Dia. Dalam setiap aspek hidup kita, apakah kita menjadikan Tuhan sebagai prioritas utama? Hampir semua pahlawan iman baik yang tertulis dalam Alkitab maupun tidak memiliki karakteristik ini.

Ibrani 11:4-32 memuat daftar dedikasi mereka terhadap apa yang Tuhan mau mereka kerjakan. Perhatikan apa yang dicatat dalam ayat-ayat berikutnya sebagai hasil dedikasi mereka. Ayat 33,34 mengatakan: “yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dasyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing.”

Dedikasi kepada Tuhan, akan sangat berdampak terhadap aspek-aspek kehidupan kita yang lain. Dedikasi terhadap keluarga misalnya, hal ini akan membawa kita hidup dalam kasih yang sejati terhadap istri, suami dan anak-anak. Mencegah dan menjauhkan kita dari perselingkuhan maupun kebodohan-kebodohan lain yang mungkin saja kita lakukan dalam hidup kita. Dedikasi terhadap pekerjaan akan menghasilkan peningkatan baik terhadap posisi maupun prestasi. Tentu saja pada akhirnya akan menghasilkan promosi bagi yang bersangkutan. Dedikasi dalam pelayanan akan membawa kita punya pengalaman lebih dan yang lebih dasyat adalah adanya kepercayaan yang lebih dari Tuhan sendiri.

Minggu ini mari kita renungkan kembali dedikasi kita terhadap Tuhan (yang paling utama). Demikian pula dedikasi kita terhadap keluarga, pekerjaan, dan juga pelayanan yang semuanya itu ditaruh Tuhan dalam hidup kita. Saya berdoa kita hidup dengan kebenaran ini, dan saya percaya pengenalan, peningkatan, promosi yang dari Tuhan sendiri sungguh-sungguh terjadi dalam hidup kita.

Kamu Akan Menerima Kuasa

Kis 1:9 mengatakan: “Sesudah Ia mengatkan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutupNya dari pandangan mereka.” Yesus sudah menyelesaikan misi yang dipercayakan Bapa kepadaNya dengan sempurna. Selama kurang lebih 33 tahun, Dia ada bersama-sama dengan murid-muridNya. Mereka menyaksikan Dia melakukan perbuatan-perbuatan yang dasyat. Bukan hanya itu merekapun ikut “merasakan” apa yang Dia nyatakan dan impartasikan kepada mereka. Mereka menyaksikan juga bagaimana Dia ditangkap seperti domba yang kelu lidahnya dibawa kepembantaian dan menyerahkan nyawaNya. Tiga hari setelah itu, mereka juga menyaksikan kebangkitanNya. Haleluya maut dikalahkan, dan 40 hari setelah kebangkitanNya Dia masih berulangkali menunjukkan diri dan menegaskan alasan mengapa Dia datang (Kis 1:3).

Selesai mengerjakan semua yang di atas, tibalah waktuNya Dia kembali kepada BapaNya. Bagaimana perasaan murid-muridNya? Apa reaksi mereka terhadap “kepergianNya”? Apa yang kemudian mereka lakukan? Semuanya itu jadi pertanyaan yang sangat penting, karena atas dasar itulah sejarah Gereja dibangun. Saya yakin bahwa murid-muridNya mengalami “shock” (kuuuaget) atas kejadian tersebut. Alkitab berkata malaikat “menegur” mereka yang “bengong” melihat ke awan-awan saat Yesus menghilang dari pandangan mereka. Jujur saja memang agak sulit menjelaskan bagaimana perasaan mereka saat. Campuran antara kagum, bangga, bingung, tidak tahu harus berbuat apa-apa, dan sebagainya. Mungkin itu yang mereka rasakan.

Beberapa murid bereaksi terhadap kepergianNya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak seharusnya ditanyakan (Kis 1:6,7). Mereka bahkan meragukan Yesus, Mat 28:16,17 berkata: “Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembahNya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.” Rasanya tidak terbayangkan setelah mereka melihat dengan mata kepala sendiri perbuatan-perbuatan dasyat Tuhan Yesus mereka meragukan Dia. Tetapi sejujurnya itulah yang terjadi bahkan sampai saat ini pada beberapa orang kristen. Apa jawaban dan respon Tuhan Yesus kepada mereka?

Luk 24:49 mengatakan: “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan BapaKu. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.” Dengan jawaban yang sederhana ini Yesus berkata: “lakukan saja perintah ini, setelah itu kamu akan mengerti.” Jadi mereka menurut (puji Tuhan), pada apa yang Yesus suruh mereka lakukan. Kis 1:13,14 berkata mereka pergi ke loteng Yerusalem dan menunggu apa yang ditulis dalam ayat 8, “Kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Menunggu, adalah pekerjaan yang paling…….? Ditambah dengan orang-orang dari latar belakang yang bermacam-macam, dengan isi pikiran dan niat yang juga bermacam-macam. Hal ini potensial untuk menimbulkan masalah, tapi “Klub 120” ini Alkitab berkata mereka bertekun sehati dan berdoa bersama-sama. Sikap ini perlu kita miliki, dan minggu “Pentakosta” ini kita harus belajar seperti 120 murid. Sederhana sekali: tekun, sehati dan berdoa; setelah itu Roh Kudus turun dan kita tahu apa yang terjadi sampai dengan hari ini. Doa saya kita semua mengalami pribadi Roh Kudus secara nyata dalam hidup kita. Yesus berkata: “Aku pergi supaya Dia datang kepadamu,” sekarang Dia sudah tinggal di dalam kita. Minggu yang baru alami sungguh-sungguh dan lebih lagi karya Roh Kudus didalam kita.

Hikmat

Ditengah-tengah perkembangan jaman yang sangat cepat, perubahan demi perubahan juga terjadi dengan sangat cepat. Pada saat kita mulai membiasakan diri dengan sesuatu yang baru, maka muncul lagi hal-hal yang lebih baru dan harus – paling tidak – diketahui (bagus sekali) kalau bisa dimengerti. Sebagai contoh “handphone” yang memiliki teknologi “sms” bukan lagi barang baru, tetapi sekarang muncul teknologi “mms” dan lain sebagainya. Dalam dunia pendidikan juga demikian, kalau dulu bahasa Inggris adalah sesuatu yang khusus saat ini bukan lagi. Hampir semua sekolah memiliki program tersebut bahkan beberapa sekolah menjadikannya sebagai bahasa pengantar. ….Dan masih ada banyak contoh yang lain lagi yang bisa disebutkan disini.

Melihat keadaan tersebut jelas sekali tantangan yang kita hadapi makin lama akan makin berat. Tetapi jangan takut, Alkitab mengatakan hikmat akan menjawab semua tantangan yang ada tersebut. Dalam Amsal 9:1 dikatakan: “Hikmat telah mendirikan rumahnya, menegakkan ketujuh tiangnya,..” Hikmat dikatakan mendirikan rumah dengan tiang-tiang yang kokoh. Rumah, kita tahu bicara banyak hal: kehidupan, keluarga, ibadah, dan lain sebagainya. Rumah itu karena hikmat dibangun dengan sangat kuat, haleluyah.

Selanjutnya Amsal 2:6-11 mengatakan: “Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian. Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya, sambil menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan orang-orangNya yang setia. Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik.”

Ayat-ayat di atas menyatakan hikmat mengerjakan sesuatu yang sangat dasyat dalam kehidupan kita. Hikmat akan menolong bapak-bapak dan ibu-ibu membesarkan dan mendidik anaknya takut akan Tuhan serta mengasihi Tuhan. Hikmat akan memberikan kekuatan dan jalan bagi para hamba Tuhan yang melayani jemaatNya. Hikmat akan menghasilkan pengetahuan bagi para pelajar dan mahasiswa yang menuntut ilmu. Hikmat akan memberikan kreativitas bagi para “artis” (pelukis, pemain drama, tari, dsb). Hikmat bukan hanya menjadi sumber dalam hidup kita, hikmat juga bahkan melindungi kita dari perkara-perkara yang jahat. Lebih dari itu Alkitab mengatakan hikmat membuat kita mengerti: kebenaran, keadilan dan kejujuran yang sangat jarang dimiliki oleh mereka yang hidup di jaman yang jahat ini.

Minggu yang baru ini hiduplah dalam hikmatNya, kejar dan cari hikmat yang dari atas cintailah hikmatNya. Amsal 3:1-4 berkata: “Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu. Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.” Perikop dari ayat-ayat tersebut adalah “Berkat dari hikmat.” Artinya hikmat akan membawa kita mengalami janji-janji tersebut. Saya berdoa kita semua mengalaminya mintalah hikmat dengan sungguh-sungguh (Yak 1:5) dan alami berkat-berkatnya.

Gerak Maju

Apa yang membedakan sesuatu itu mati atau hidup? Jawabannya ada banyak tanda yang bisa dijadikan patokan. Tapi satu hal yang pasti adalah adanya pertumbuhan dan gerak yang konsisten. Secara umum kita akan sangat menikmati, bangga dan senang saat melihat tanda-tanda ini ada dalam hidup kita. Ibu yang mengandung anaknya melihat perkembangan kandungannya, bisnismen yang memulai usaha melihat apa yang dikerjakan berkembang, petani yang menanam melihat tumbuhan segar dan menghasilkan buah, pelajar yang sekolah belajar sesuatu yang baru dan mengetahui lebih banyak hal, perintis gereja mengalami pertumbuhan gereja: jemaat bukan hanya bertambah tapi juga dewasa, pelayanan makin berkembang, dan ada ribuan contoh lain

Gereja mula-mula memiliki pengalaman di atas, Lukas di bawah ilham Roh Kudus menuliskannya: “Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: “Kaami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja..…dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman.” Dalam ayat-ayat sebelumnya kita melihat bagaimana gereja mengalami pertumbuhan yang dramatis. Ada lebih dari 3000 jiwa ditambahkan dalam jemaat Tuhan diluar 120 orang yang dipenuhi Roh Kudus. “Good problem” seringkali pak gembala ngomong waktu kita kewalahan menghadapi jiwa-jiwa yang berbondong-bondong datang mencari Tuhan.

Saya percaya dengan sepenuh hati anugerah Tuhan limpah atas kita. Saya sungguh-sungguh merasakan langit yang terbuka, “favor”Nya ada di atas kita, berkatNya menyertai bahkan perlindunganNya ada pada kita. Justru karena itulah kita perlu bijak menyikapi semuanya ini. Sebab saat “badai” (baca: revival) datang “bangunan” (baca:Gereja) yang tidak dibangun di atas batu karang yang kokoh akan hancur berantakan. Ini saatnya kita perlu belajar membagi waktu dan enerji yang dikaruniakan Tuhan agar kita bisa menjalankan setiap fungsi sesuai panggilanNya yang spesifik dalam hidup kita.

John Maxwell memberi nasehat praktis tentang hal ini dalam bukunya “The 21 Indispensable Qualities of a Leader” :
1. Fokus 70% dalam pengembangan kekuatan (pemimpin yang efektifnyang meraih potensinya memakai waktunya fokus kepada apa yang dia kuasai untuk dikerjakan daripada yang dia tidak kuasai)
2. Fokus 25% untuk hal-hal yang baru (mendedikasikan waktu untuk hal-hal baru yang berkaitan dengan area yang dikuasai akan menghasilakan pengembangan yang luar biasa)
3. Fokus 5% dalam kelemahan-kelemahan (minimalkan kelemahan-kelemahan dengan bekerjasama dan pendelegasian tugas-tugas)

Saya berdoa minggu yang baru ini terjadi pertambahan, pertumbuhan, dan perkembangan yang nyata sebagaimana doa Yabes: “perluas daerah kami.” Hanya jadilah bijak agar hal ini tidak menjadi bumerang melainkan sebaliknya pemicu untuk terus mengalami “gerak maju.” Bersama dengan Tuhan kita melakukan perkara-perkara besar. Soli Deo Gloria.

Waktu

Waktu sangat berharga, mengapa? Karena waktu yang sudah berlalu tidak bisa ditebus kembali. Waktu yang dipercayakan oleh Tuhan kepada kita bisa diisi dan dipakai untuk sesuatu yang baik dan berharga. Tetapi juga bisa diisi dan dipakai untuk sesuatu yang buruk dan sia-sia. Secara umum kita semua tahu tentang hal ini, masalahnya banyak di antara kita yang tidak sadar tentang hal ini. Akibatnya sementara waktu berlalu dan tidak bisa diulangi lagi, kita sudah kehilangan banyak hal yang penting dan berharga dalam hidup kita.

Alkitab mengatakan dalam Pengkhotbah 3:1-8, “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.

Ayat-ayat di atas memberikan pengertian kepada kita tentang pentingnya waktu. Pertanyaannya hari ini kita sedang berada dalam waktu yang seperti apa? Saat-saat dan masa-masa yang ada harus kita sadari dengan sungguh-sungguh agar kita terus berjalan dalam hal-hal yang baik dan berharga. Satu hari pada saatNya kita akan terheran-heran akan apa yang Tuhan kerjakan bagi kita semua.

Doa saya hari ini, saat kita ada di hari yang baru dan minggu yang baru kita cukup peka dan menyadari kita ada di waktu yang seperti apa. Pakai waktu hari ini dan minggu ini dengan bijaksana, pakai semua untuk kemuliaanNya. Tuhan memberkati.

Power of Thoughts and Words

Kuasa Pikiran dan Perkataan

1. Mengenali pikiran dan perkataan yang menjatuhkan (Kejadian 3:1-13)
- Mengandalkan / fokus pada pikiran sendiri (ay.6a)
- Pikiran pasif / bodoh (Adam diam saja) (ay.6b)
- Pikiran yang tertutup (menutup diri / malu) (ay.7)
- Pikiran yang dipenuhi ketakutan (sembunyi) (ay.8&10)
- Pikiran dan bahasa yg sangat egois & tdk bertanggung jwb (mereka saling menyalahkan & menuduh) (ay.12,13)
Pikiran & bahasa spt ini efektif untuk menghancurkan diri sendiri & orang lain

2. Kuasa pembebasan (2 Korintus 5:17)
Dengan kematian dan kebangkitan Kristus, segala sesuatu telah diubahkan menjadi baru, termasuk cara berpikir kita!! Sebagai ciptaan yang baru, darah Yesus telah membersihkan dan menyucikan pikiran dan perkataan kita.

3. Memperbaharui pikiran (Roma 12:2)
Peperangan rohani bermula dari dalam pikiran kita (2 Korintus 10:3-5)
Ochuroma “meaning to fortify, through the idea of holding safely”
Anything on which one relies/of the arguments & reasonings by which a disputant endeavours to fortify his opinion and defend it against his opponent

4. Mengetahui cara untuk berpikir benar
- Mencintai & mengerti pentingnya firman Tuhan (Amsal 2:6; Mazmur 1:1-3; Yosua 1:8)

- Memfokuskan pikiran kita pada hal-hal surgawi (Kolose 3:1,2)
Anda dapat memilih apa yang ingin anda pikirkan. Inilah waktunya untuk memikirkan apa yang anda pikirkan.

- Fokuskan pada hal-hal yang positif (Amsal 23:7; Filipi 4:8)
Ketika anda berpikir positif, memikirkan pikiran-pikiran yang terbaik, anda akan terdorong kepada keberhasilan dan kemenangan. Jika anda merubah cara berpikirmu, maka Tuhan akan merubah kehidupanmu.

5. Mengerti akan kuasa perkataan (Yakobus 3:3,4)
- Jaga dan perhatikanlah apa yang anda katakan (Amsal 18:21)
Baiklah kita berhati-hati dengan apa yang keluar dari mulut kita, sebab perkataan mempunyai kuasa baik negative maupun positif.. Oleh sebab itu perkatakanlah firman Tuhan yang senantiasa membawa dampak positif.
Markus 11:23  Berkata-katalah kepada gunung-gunung
Yoel 3:10  Biarlah yang lemah berkata “aku kuat”
1 Yohanes 4:4  Dia yang ada didalammu lebih besar dari ….…
Yesaya 54:17  Setiap senjata yang ditempa terhadapku tidak akan berhasil ..

- Memperkatakan kata-kata yang dapat merubah hidup (Amsal 6:2)
Anda terjebak atau terikat dengan perkataan-perkataan dari mulutmu
Roma 10:10  Dengan hati orang percaya dibenarkan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan

- Memperkatakan berkat
Suatu berkat bukanlah berkat jika tidak diucapkan
Deklarasikan kemurahan Tuhan
Deklarasikan kebaikan Tuhan

Kemenangan di Padang Gurun

Maz 63:1-6  Padang Gurun Membawa Kemenangan

Paradoks dalam ayat 1 dan 6:

Daud ada di padang gurun Yehuda (Ay.1)
- Ciyah (Ibrani): dry land, wild beats, without form, empty space, empty place, waste, nothing, confusion, wasteland, to go astray
- Menurut tradisi Yahudi: Daud melarikan diri dari Yerusalem akibat pemberontakan Absalom anaknya (I Sam 15,16)
- Menurut tafsir lain: Daud sedang dalam pelarian karena dikejar-kejar oleh Saul yang ingin membunuhnya
- Intinya Daud dalam keadaan yang sangat tidak baik dan dalam masalah besar

Daud mendapatkan damai sejahtera dan sukacita(Ay.6)
“I eat my fill of prime rib and gravy; I smack my lips. It’s time to shout praise” (The Message)
- Daud berkata “jiwaku dikenyangkan” :
Jiwa (Nephesh): life, mind, heart, desire, appetite, will, etc
Kenyang (Saba): fill, full, plenty, enough, satiate, enrich, fulfilled
- Daud juga berkata mulutnya “bersorak-sorai dan memuji-muji”
Bersorak (Rananah): joyful, triumphing, shout
Memuji (Halal): glory, boast, shine, celebrate
- Intinya Daud sperti seseorang yang baru saja menerima dan mengalami berkat Tuhan yang luar biasa

Beberapa pertanyaan penting:
1. Apakah anda sedang mengalami padang gurun ?
2. Apa yang anda rasakan dan bagaimana sikap anda ?
3. Daud memiliki pengalaman yang jarang dimiliki kebanyakan kita, suatu paradoks – saat di padang gurun dia menang. Bagaimana dengan anda?
4. Maukah anda mengalami pengalaman yang dialami oleh Daud?

Rahasia kemenangan di padang gurun:
1. Ay.2a  Ya Allah, Engkaulah Allahku (Kis 2:21)

Daud memanggil TuhanNya, tanda bahwa Dia mengenal Tuhan dengan sangat baik (tidak sekedar tahu) (Hos 6:3; I Kor 8:3)
Do you really know Him personaly?
Do you have any personal experience with Him?
Can you call/ask/pray/cry out unto Him freely?

2. Ay.2b  Aku mencari Engkau (Early will I seek You)
Daud menjadikan Tuhan prioritas utama dalam hidupNya
Saat kita bangun pagi: apa yang kita pikirkan? Ucapkan? Lakukan? Kerjakan? Menunjukkan prioritas kita
Prioritas utama kita adalah TUHAN dalam hidup kita
Prioritas utama kita adalah yang menjadi HARTA & HATI dalam hidup kita (Luk 12:34)

3. Ay.2c  Jiwa haus &Tubuhku rindu kepadaMu
Daud menyatakan kebergantungannya yang total akan Tuhan
Siapa yang kita andalkan saat masalah datang?
Rahasia kemenangan Daud dalam setiap peperangan adalah Tuhan dan bukan “pasukan, perwira2 dan jendral2nya” (Zakh 4:6; Maz 51:12,13)

4. Ay.3  Aku memandangMu di tempat kudus
(I am in the place of worship – The Message)
Daud sangat menyadari arti penting ibadah dalam hidupnya
Daud melihat & menaruh keintiman dengan Tuhan pada tempat utama dalam hidupNya (Maz 84:2,3,11)
Didalam hadiratNya Daud mendapatkan:
a. KekuatanNya (memberi kesanggupan untuk terus maju)
b. KemuliaanNya (menjamin kemenangan atas setiap musuh-musuhnya)
Ibr 10:25  Nasehat FT tentang ibadah (KU, SB, KM)

5. Ay.4a  Sebab kasih setiaMu lebih baik daripada hidup
(In your generous love I am really living at last – The Message)
Daud menyadari & hidup dalam anugerahNya yang limpah
Anugerah & kasih karunia memampukan kita melakukan yang tidak mampu kita lakukan (I Kor 15:9,10)
Kita umat PB harus lebih mengerti kebenaran ini (Yoh 1:16,17)

6. Ay.4b,5  Bibirku memegahkan, memuji seumur hidup
(I bless you every time I take a breath – The Message) & menaikkan tanganku demi namaMu
Daud memberikan korban pujian kepada Tuhan
Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan untuk memberkati Tuhan adalah dengan memberikan puji2an kepada Dia (Maz 103:1,2)
Korban pujian adl rahasia kemenangan saat menghadapi kesukaran (Kis 16:24-26)

Rabu, 01 Maret 2006

Sudut Pandang Kerajaan Allah

Sudut pandang sangat menentukan “keberadaan” seseorang; yang saya maksudkan adalah cara dia melihat diri sendiri, orang lain, lingkungan, masa depannya dan bahkan hubungannya dengan Tuhan. Sudut pandang yang salah akan menyeret kita masuk dalam kondisi yang buruk dan berbahaya. Kita meyakini sesuatu yang kita pikir benar dan ternyata salah. Kita, pada akhirnya harus membayar mahal harga yang seharusnya tidak perlu kita bayar.

Sudut pandang yang benar sebaliknya akan membawa kita bukan hanya dalam jalan-jalan yang benar. Tetapi juga menjamin adanya hasil yang baik dan masa depan yang cerah. Harga yang kita harus bayarpun dalam pergumulan hidup akan sangat pantas dengan apa yang kita akan dapatkan.

Sebagai umat yang ditebus oleh darah Yesus yang mahal dan masuk dalam KerajaanNya, kita harus memiliki sudut pandang yang baru dan berbalik bahkan membuang yang lama. Rasul Paulus dalam Fil 3:13 mengatakan: “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah dibelakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang dihadapanku.”

Selanjutnya dalam Efesus 4:24 Paulus mengatakan: “…dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.” Lebih jelas lagi dalam Kol 3:10 dikatakan: “…dan mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar khaliknya…”

Dari beberapa ayat di atas, jelas sekali sebagai “umat Kerajaan” kita harus memiliki sudut pandang yang baru. Momen dimana kita melangkah masuk ke dalam KerajaanNya, momen yang sama kita harus hidup dengan sudut pandang KerajaanNya. Saya berdoa sesuai dengan nama yang kita dapat untuk pelayanan di tempat ini yaitu ROCK (Representative Of Christ’ Kingdom), “Perwakilan Kerajaan Kristus” maka perspektif, cara berpikir, dan cara hidup kita haruslah berdasarkan sudut pandang Kerajaan Allah. Sehingga apa yang menjadi doa Yesus “datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu dibumi seperti di surga” terjadi secara nyata dalam setiap aspek kehidupan kita. Tuhan memberkati.

Developing a Kingdom Perspective

Membangun Perspektif Kerajaan Allah

Kerajaan Allah bukan berasal dari dunia ini, oleh karena itu dunia tidak dapat mengerti akan prisnip-prinsip kerajaanNya. Oleh karena itu untuk dapat mengerti dan masuk dalam kerajaan Allah, kita harus mengetahui beberapa pemikiran penting tentang kerajaanNya.

Matius 4: 23 – “Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan bangsa itu.”
Misi Yesus adalah untuk memproklamasikan kerajaanNya dimuka bumi ini. Pesan yang disampaikanNya selama hidupnya di muka bumi ini adalah mengenai kerajaan Allah. Injil dan pengajaranNya disertai dengan tanda-tanda ajaib.
Kisah 1: 3 – “Kepada mereka ia menunjukkan diriNya setelah penderitaanNya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama 40 hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.”

Kristus mengorbankan diriNya untuk satu tujuan yaitu menyediakan jalan masuk kedalam kerajaanNya. Kejadian 1:26, Allah menciptakan manusia serupa dan segambar dengan Allah, supaya manusia berkuasa memiliki otoritas dan punya kekuasaan. Dosa membuat manusia kehilangan kuasa dan kemuliaan Allah. Akan tetapi kabar baiknya adalah, Yesus telah datang Oleh karena itu asalah kita menjadi orang percaya bukanlah sekedar untuk masuk surga melainkan untuk adalah untuk kembali masuk dalam kerajaanNya, dan memerintah bersama dengan Dia. Eden menggambarkan kesempurnaan; dan kita semua sedang menuju kedalam kesempurnaan. Kita diciptakan untuk menjadi lebih dari pemenang lewat Dia (kuasa kebangkitanNya) yang mengasihi kita.

Apa itu kerajaan Allah?
Yohanes 18:36 – Jawab Yesus: “KerajaanKu bukan dari dunia ini; jika kerajaanKu dari dunia ini, pastihamba-hambaKu telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi kerajaanKu bukan dari sini.” Roma 14:17 – “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.”

Kerajaan Allah adalah soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus; bukan soal harta atau hal-hal duniawi. Tujuan kita menjadi orang percaya adalah karena kebenaranNya dan bukan karena hal-hal duniawi. Sebab itu penampilan dan keberadaan kita bukan ditentukan dari hal-hal duniawi, melainkan oleh karena kebenaran, damai sejahtera dan sukacita.

1 Korintus 15:50 – “… daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.”

Hal-hal duniawi tidak mempengaruhi atau menentukan arti pribadi kita dimata Tuhan. Jika kebenaranNya, damai sejahtera dan sukacita surgawi ada dalam kehidupan kita, maka dari kehidupan kita terpancar kemuliaanNyadan dengan hidup kita, kita menyatakan kerajaanNya. Ketika kita percaya dan berharap kepadaNya maka kehidupan kita menjadi kehidupan yang terbaik, karena kita percaya akan tuntunan tangan Tuhan dan penyertaan Tuhan yang akan selalu membuatnya berhasil.

Bagaimana caranya masuk dalam kerajaan Allah?
Yohanes 3:5 – Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
Satu-satunya jalan untuk seseorang dapat masuk dalam kerajaan Allah adalah dengan Lahir Baru. Dan Kelahiran baru hanya dapat dilakukan dengan percaya dengan hati dan mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan. Yesus adalah pintu menuju kepada kerajaan Allah; Yesus adalah satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup.

Matius 18:3-5 – “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam namaKu, ia menyambut Aku.”
Selain itu yang harus kita lakukan adalah bertobat, merendahkan diri, dan bermentalitas seperti anak kecil.

Markus 10:23 – Lalu Yesus memandang murid-muridNya di sekeliling Nya dan berkata kepada mereka: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam kerajaan Allah.” Murid-muridNya tercengang mendengar perkataanNya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: “Anak-anakKu, alangkah sukarnya masuk ke dalam kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewato lobang jarum dari pada seorang kaua masuk ke dalam kerajaan Allah.” Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal itu adalah tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.”

Ayat-ayat diatas berbicara mengenai gaya hidup yang bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Kita harus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan; gaya hidup yang tidak mengandalkan kekuatan sendiri, tidak ego-sentris (berpusat pada diri sendiri).
Fokus kita bukan pada diri kita, fokus kita adalah kepada Tuhan. Oleh sebab itu ubahlah pikiranmu dan sudut pandangmu. Ketika kita semakin fokus kepada Tuhan, maka tidak ada hal apapun yang perlu dikuatirkan, karena Tuhan menyediakan segala sesuatu yang kita perlukan.

Budaya kerajaan.
Matius 5:3-10 – The Up side down Kingdom – Kingdom values (Nilai-nilai kerajaan Allah).
Pasal ini berisikan dengan nilai-nilai kerajaan Allah. Jika kita mengaku berada dalam kerajaan Allah, maka nilai-nilai ini harus kita miliki dalam hidup kita.

Galatia 5:22-23 – Kingdom Character (Karakter kerajaan Allah).
Buah Roh merupakan karakter-karakter yang seharusnya kita miliki. Orang yang sudah dilahirkan kembali dan berada dalam kerajaan Allah pasti mengalami perubahan karakter. Kita diciptakan serupa dan segambar dengan Kristus, oleh sebab itu kita harus memiliki karakter seperti Kristus. Kita harus terus dan terus belajar untuk menjadi sempurna sesuai dengan karakter ilahi.

Matius 6:31-33 – Kingdom Provision (Penyediaan Tuhan)
Tuhan menyediakan segala sesuatu yang kita butuhkan; tidak pernah sekalipun Ia tidak memperhatikan kita. Oleh karena itu utamakanlah kerjaan dan kebenaranNya, karena Ia akan menambahkan segala sesuatu yang engkau perlukan, bahakan lebih dari yang engkau banyangkan.

Matius 16:19 – Kingdom Power (Kuasa kerajaan Surga)
Kuasa kerajaan diberikan kepada kita; apapun yang kita ikat dibumi akan terikat disurga, dan apapun yang kita lepaskan dibumi akan terlepas disurga. Sebagai warga kerajaan sorga, kita memiliki jaminan yang kuat dari Tuhan.

Key

Kunci

Semua kita adalah warga kerajaan surga, namun jika kita tidak memegang kunci maka kita tidak akan pernah bisa masuk dalam kerajaan surga.
Kunci dalam bahasa Ibrani disebut = Maftayah -Alat untuk membuka dan menutup; dalam bahasa yunani disebut = klashi -juru kunci (the door keeper), dan juru kunci mempunyai otoritas. Menurut Kejadian 1:26 kita diciptakan untuk berkuasa, karena kita diciptakan sesuai dengan gambaran Allah. Orang yang berkuasa adalah orang yang memegang kunci.

Ada beberapa kunci yang terdapat didalam Alkitab:

1. Wahyu 9:1; 17:8 Anak kunci jurang maut yang tak berdasar. Iblis adalah raja pendusta. Oleh karena itu jangalah bermain atau berkompromi dengan iblis. Kenalilah iblis dan jangan membangun hubungan dengannya, karena kita bisa terseret dan masuk kedalam jurang maut yang tak berdasar. Media saat ini sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia, sebab itu kita harus lebih berhati-hati dengan apa yang anda lihat, dengar dan lakukan, karena dunia semakin jahat dan semakin menyesatkan. Jangan sampai kita terseret kedalam jurang maut.

2. Wahyu 1:17,18 Kunci maut dan kerajaan maut. Ini berbicara tentang kendali dosa, kematian yang kekal. Yang paling ditakuti orang yang tidak percaya kepada Tuhan adalah kematian, karena tidak ada kepastian akan kehidupan yang kekal. Dulu kunci maut ini dipegang oleh Iblis, akan tetapi ketika Yesus mati dan turun kedunia orang mati, Ia mengambil kembali otoritas atas dunia orang mati. Ini berbicara tentang sifat dosa, dan hanya kematian Kristus yang dapat melepaskan kita dari tubuh maut. Oleh karena itu setiap hari kita harus berdoa untuk menyalibkan sifat dosa yang mengikat kita, kita harus mati dari dosa; dan kemudian mengenakan manusia baru, dan membiarkan Roh Kudus untuk menuntun kehidupan kita.

3. Kunci Daud
Marilah kita menguatkan manusia baru kita dengan mengkonsumsi firman Tuhan setiap hari, dan mengikuti ibadah-ibadah, persekutuan bersama saudara-saudara seiman untuk menguatkan iman kita, dan saling menguatkan sesama kita.

4. Yesaya 22:20-2 kunci Rumah Daud, ini berbicara tentang kedudukan yang tinggi, kekuasaan/ kepemimpinan, kehormatan.

5. Lukas 11:52 Kunci pengetahuan, hikmat. Faktor Isakhar (1 Tawarikh 12:32 – suku yang mengetahui tentang masa). Kita harus memiliki kunci ini dalam kehidupan kita, sehingga kita berhikmat dalam setiap langkah kita mencapai keberhasilan. Kita sebagai warga kerajaan Allah, harus mempunyai etos kerja yang jauh lebih baik dari dunia ini. Ibrani 11:1 – Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Mintalah kunci pengetahuan!!

6. Matius 16:18-19 Kunci-kunci kerajaan surga. Ini adalah Master key dan apa yang terikat dibumi akan terikat di surga, dan apa yang dilepaskan dibumi akan terlepas di surga. Ini adalah masanya bagi Tuhan untuk membukakan pintu-pintu bagi kita dalam kehidupan ini. Jika Tuhan yang membukakan pintu bagi kita, maka tidak ada yang dapat menutupnya; dan kehidupan kita akan disertai oleh keberhasilan demi keberhasilan.

Minggu, 01 Januari 2006

Experiencing God's Glory

Mengalami Kemuliaan Tuhan
Yesaya 60:1-3


Di tahun 2006 ini kita memasuki tahun kemuliaan Tuhan. Kemuliaan Tuhan pasti dinyatakan dalam kehidupan kita. Kesukaran, tantangan, tekanan yang kita hadapi akan semakin besar, akan tetapi bersama dengan Tuhan kita akan melihat bahwa masalah hanyalah alat yang digunakan Tuhan untuk, menguatkan kita, membentuk kita menjadi lebih baik.
Yesaya 60:1-3, adalah janji Tuhan bagi kita umatNya dalam memasuki tahun yang baru ini. Di dalam kesesakan dan kesukaran, bangkitlah dan bersinarlah karena Kemuliaan Tuhan nyata dalam kehidupan kita, dan Allah akan bangkit dan menyatakan kemuliaanNya atas kita. Bangsa-bangsa akan datang kepada kita karena Terang Tuhan nyata atas kita.
Kita harus memiliki dan mengisi hidup kita dengan Firman Tuhan, maka ketika dunia menekan kita yang keluar dari mulut kita adalah Firman Tuhan, yang penuh kuasa. Biarlah Firman Tuhan itu menjadi rhema dalam kehidupan kita yang selalu menguatkan kita untuk bertahan dan menang atas segala tekanan.

Mazmur 72:18,19; Janji Tuhan bagi kita adalah KemuliaanNya memenuhi seluruh bumi (memancar keluar). Bagaimana kemuliaan Tuhan memancar keluar?  1 Tawarikh 16:23-29: Di dalam kesukaran akan ada mujizat Tuhan yang dinyatakan. Ketika kita berharap dan bersandar kepada Tuhan sepenuhnya, Tuhan akan selalu menolong kita, membuka jalan bagi kita, mengadakan banyak mujizat bagi kita. Dan kemuliaanNya akan muncul dan menerangi bangsa-bangsa ketika kita menceritakan kemuliaan dan mujizatNya yang telah kita alami kepada bangsa-bangsa.

I. Apakah Kemuliaan Allah
Definisi Umum:
The distinctive feature of the presence of God often compared to power, weight or brightness.
Suatu tampilan yang khusus/khas dari hadirat Tuhan seringkali dibandingkan dengan kuasa, “kemantapan,” atau terang yang memancar

Dalam Bahasa Ibrani:
Kabod – Weight, Honour, Riches, Splendour (Kemantapan, Hormat, Kekayaan, Kualitas diatas rata-rata)
Dalam Bahasa Yunani:
Doxa – Honour, Brightness, Magnificence, Excellence (Hormat, Terang, Ajaib, Sempurna)

Ketika Kemuliaan Tuhan ada dalam kehidupan kita, kehidupan kita akan berubah dan kita menjadi orang yang hidupnya penuh dengan kualitas diatas rata-rata (terbaik).

II. Mengapa Kemuliaan Penting
1. Karena Kemuliaan adalah Atribut Allah
Ketika kita melihat Tuhan maka kita akan melihat kemuliaanNya. Oleh karena itu jika Tuhan ada dalam kehidupan kita, maka kemuliaan Tuhan juga ada dalam kehidupan kita.
2. Manusia Diciptakan Untuk Memancarkannya
Salah satu tugas yang sangat penting yang harus dilakukan Adam dan Hawa dalah menyatakan kemuliaan Tuhan. Tuhan ingin kita memancarkan kemuliaanNya diantara bangsa-bangsa.

III. Saat Bagaimana KemuliaanNya Dinyatakan
1. Saat Masalah/Pergumulan Terjadi

- Masalah adalah alat untuk kuasaNya dinyatakan
- Elia dan janda Sarfat (I Raja 17:12-16)
- Elisa dan air yang terpolusi (2 Raja 2:19-22)
- Daniel dan mimpi Raja (Daniel 2:10-19)
Setiap orang benar tidak akan kekurangan segala sesuatu yang baik karena Tuhan ada dipihak mereka, mujizat dinyatakan.
Orang tidak akan tahu bahwa kita punya Allah yang hidup sampai masalah datang dalam kehidupan kita dan kita mengalami kemenangan yang nyata di dalam Tuhan.

2. Saat Kita Alami Aniaya
- Aniaya adalah bukti bahwa kita bukan milik dunia
- Stefanus dibunuh (Kisah 7:54-57)
- Pemercaya jemaat mula-mula (Kisah 8:1b-4)
- Petrus keluar dari penjara (Kisah 12:5-11)
Aniaya adalah bukti bahwa sebentar lagi Tuhan akan menyatakan kemuliaanNya di dalam hidup kita.

3. Saat Kita Menghadapi Kemustahilan
- Kemustahilan adalah undangan terhadap mujizatNya
- Perempuan Sunem yg mandul (2 Raja 4:14-17)
- Yosafat dikepung 3 raja (2 Tawarikh 20:1-3, 22-25)
- Yesus memberi makan 5000 orang (Lukas 9:12-17)
- Lazarus dibangkitkan dari kematian (Yohanes 11:38-44)
Ketika mengalami kemustahilan, ingatlah bahwa Allah kita adalah Allah yang penuh dengan mujizat. Seringkali Tuhan bawa kita menghadapi kemustahilan untuk melatih kita menjadi kuat. Ingatlah bahwa Roh yang ada di dalam kita lebih besar dari roh-roh yang ada didalam dunia.

4. Saat PanggilanNya (Assignment) Datang
- Saat Dia memanggil Dia menyatakan diriNya
- Musa dan semak yg menyala (Keluaran 3:2)
- Yesaya dan peneguhan panggilan (Yesaya 6:1-8)
- Paulus ketika dipanggil (Kisah 9:3-5)

5. Saat Kita Melakukan KehendakNya
- Saat paling tepat untuk merasakan penyertaanNya adalah saat kita berjalan dalam kehendakNya
- Daud vs Goliat (I Samuel 17:40-52)
- Daniel di gua singa (Daniel 6:11-29)
- Sadrakh, Mesakh & Abednego di dapur api (Daniel 3:19-30)
- Yesus bukti utama (Filipi 2:5-11)
Tidak ada tempat yang paling aman di dalam dunia ini selain berada di dalam kehendak Allah.

6. Saat Injil Diberitakan
- Injil adalah Kuasa Tuhan sendiri
- Janji KuasaNya (Matius 28:19-20; Markus 16:17,18)
- Rasul2 & mujijat (Kisah 5:12-16)
- Filipus naik TWA (Kisah 8:39,40a)
(TWA = Travelling with Angel)
Ini adalah masanya dimana semua orang kudus (kita) memberitakan injil, melakukan perkara-perkara yang ajaib (mujizat-mujizat) dan Kemuliaan Tuhan dinyatakan melalui kehidupan kita dan melawat orang-orang disekitar kita, membebaskan mereka, meyembuhkan mereka, memenangkan dan menyelamatkan mereka.