Senin, 01 Mei 2006

Dedikasi

Siapa saja yang menginginkan sesuatu yang besar dan berarti terjadi dalam hidupnya sangat membutuhkan dedikasi. Dedikasi membuat kita berkomitmen di dalam melakukan sesuatu, bahkan melakukannya dengan kesungguhan hati. Yesus datang ke dunia karena dedikasi kepada misi BapaNya yang di sorga. Dia tahu bahwa harga yang harus dibayar adalah dengan diriNya dan nyawaNya sendiri. Tetapi Dia tetap turun ke dunia, mati buat mereka, mengorbankan hidupNya dan menyerahkan segalanya buat apa yang Bapa mau.

Fil 2:5-8 mengatakan: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah mengosongkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Ayat-ayat di atas menunjukkan dedikasi yang Yesus nyatakan dalam hidupNya. Hal yang sama juga - saya percaya – Dia mau ada dalam kehidupan kita. Kita patut merenung dan bertanya sampai dimana dedikasi kita terhadap Tuhan pertama-tama. Apakah kita sungguh-sungguh memberikan hidup secara total kepada Dia. Dalam setiap aspek hidup kita, apakah kita menjadikan Tuhan sebagai prioritas utama? Hampir semua pahlawan iman baik yang tertulis dalam Alkitab maupun tidak memiliki karakteristik ini.

Ibrani 11:4-32 memuat daftar dedikasi mereka terhadap apa yang Tuhan mau mereka kerjakan. Perhatikan apa yang dicatat dalam ayat-ayat berikutnya sebagai hasil dedikasi mereka. Ayat 33,34 mengatakan: “yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dasyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing.”

Dedikasi kepada Tuhan, akan sangat berdampak terhadap aspek-aspek kehidupan kita yang lain. Dedikasi terhadap keluarga misalnya, hal ini akan membawa kita hidup dalam kasih yang sejati terhadap istri, suami dan anak-anak. Mencegah dan menjauhkan kita dari perselingkuhan maupun kebodohan-kebodohan lain yang mungkin saja kita lakukan dalam hidup kita. Dedikasi terhadap pekerjaan akan menghasilkan peningkatan baik terhadap posisi maupun prestasi. Tentu saja pada akhirnya akan menghasilkan promosi bagi yang bersangkutan. Dedikasi dalam pelayanan akan membawa kita punya pengalaman lebih dan yang lebih dasyat adalah adanya kepercayaan yang lebih dari Tuhan sendiri.

Minggu ini mari kita renungkan kembali dedikasi kita terhadap Tuhan (yang paling utama). Demikian pula dedikasi kita terhadap keluarga, pekerjaan, dan juga pelayanan yang semuanya itu ditaruh Tuhan dalam hidup kita. Saya berdoa kita hidup dengan kebenaran ini, dan saya percaya pengenalan, peningkatan, promosi yang dari Tuhan sendiri sungguh-sungguh terjadi dalam hidup kita.

Kamu Akan Menerima Kuasa

Kis 1:9 mengatakan: “Sesudah Ia mengatkan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutupNya dari pandangan mereka.” Yesus sudah menyelesaikan misi yang dipercayakan Bapa kepadaNya dengan sempurna. Selama kurang lebih 33 tahun, Dia ada bersama-sama dengan murid-muridNya. Mereka menyaksikan Dia melakukan perbuatan-perbuatan yang dasyat. Bukan hanya itu merekapun ikut “merasakan” apa yang Dia nyatakan dan impartasikan kepada mereka. Mereka menyaksikan juga bagaimana Dia ditangkap seperti domba yang kelu lidahnya dibawa kepembantaian dan menyerahkan nyawaNya. Tiga hari setelah itu, mereka juga menyaksikan kebangkitanNya. Haleluya maut dikalahkan, dan 40 hari setelah kebangkitanNya Dia masih berulangkali menunjukkan diri dan menegaskan alasan mengapa Dia datang (Kis 1:3).

Selesai mengerjakan semua yang di atas, tibalah waktuNya Dia kembali kepada BapaNya. Bagaimana perasaan murid-muridNya? Apa reaksi mereka terhadap “kepergianNya”? Apa yang kemudian mereka lakukan? Semuanya itu jadi pertanyaan yang sangat penting, karena atas dasar itulah sejarah Gereja dibangun. Saya yakin bahwa murid-muridNya mengalami “shock” (kuuuaget) atas kejadian tersebut. Alkitab berkata malaikat “menegur” mereka yang “bengong” melihat ke awan-awan saat Yesus menghilang dari pandangan mereka. Jujur saja memang agak sulit menjelaskan bagaimana perasaan mereka saat. Campuran antara kagum, bangga, bingung, tidak tahu harus berbuat apa-apa, dan sebagainya. Mungkin itu yang mereka rasakan.

Beberapa murid bereaksi terhadap kepergianNya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak seharusnya ditanyakan (Kis 1:6,7). Mereka bahkan meragukan Yesus, Mat 28:16,17 berkata: “Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembahNya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.” Rasanya tidak terbayangkan setelah mereka melihat dengan mata kepala sendiri perbuatan-perbuatan dasyat Tuhan Yesus mereka meragukan Dia. Tetapi sejujurnya itulah yang terjadi bahkan sampai saat ini pada beberapa orang kristen. Apa jawaban dan respon Tuhan Yesus kepada mereka?

Luk 24:49 mengatakan: “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan BapaKu. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.” Dengan jawaban yang sederhana ini Yesus berkata: “lakukan saja perintah ini, setelah itu kamu akan mengerti.” Jadi mereka menurut (puji Tuhan), pada apa yang Yesus suruh mereka lakukan. Kis 1:13,14 berkata mereka pergi ke loteng Yerusalem dan menunggu apa yang ditulis dalam ayat 8, “Kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Menunggu, adalah pekerjaan yang paling…….? Ditambah dengan orang-orang dari latar belakang yang bermacam-macam, dengan isi pikiran dan niat yang juga bermacam-macam. Hal ini potensial untuk menimbulkan masalah, tapi “Klub 120” ini Alkitab berkata mereka bertekun sehati dan berdoa bersama-sama. Sikap ini perlu kita miliki, dan minggu “Pentakosta” ini kita harus belajar seperti 120 murid. Sederhana sekali: tekun, sehati dan berdoa; setelah itu Roh Kudus turun dan kita tahu apa yang terjadi sampai dengan hari ini. Doa saya kita semua mengalami pribadi Roh Kudus secara nyata dalam hidup kita. Yesus berkata: “Aku pergi supaya Dia datang kepadamu,” sekarang Dia sudah tinggal di dalam kita. Minggu yang baru alami sungguh-sungguh dan lebih lagi karya Roh Kudus didalam kita.

Hikmat

Ditengah-tengah perkembangan jaman yang sangat cepat, perubahan demi perubahan juga terjadi dengan sangat cepat. Pada saat kita mulai membiasakan diri dengan sesuatu yang baru, maka muncul lagi hal-hal yang lebih baru dan harus – paling tidak – diketahui (bagus sekali) kalau bisa dimengerti. Sebagai contoh “handphone” yang memiliki teknologi “sms” bukan lagi barang baru, tetapi sekarang muncul teknologi “mms” dan lain sebagainya. Dalam dunia pendidikan juga demikian, kalau dulu bahasa Inggris adalah sesuatu yang khusus saat ini bukan lagi. Hampir semua sekolah memiliki program tersebut bahkan beberapa sekolah menjadikannya sebagai bahasa pengantar. ….Dan masih ada banyak contoh yang lain lagi yang bisa disebutkan disini.

Melihat keadaan tersebut jelas sekali tantangan yang kita hadapi makin lama akan makin berat. Tetapi jangan takut, Alkitab mengatakan hikmat akan menjawab semua tantangan yang ada tersebut. Dalam Amsal 9:1 dikatakan: “Hikmat telah mendirikan rumahnya, menegakkan ketujuh tiangnya,..” Hikmat dikatakan mendirikan rumah dengan tiang-tiang yang kokoh. Rumah, kita tahu bicara banyak hal: kehidupan, keluarga, ibadah, dan lain sebagainya. Rumah itu karena hikmat dibangun dengan sangat kuat, haleluyah.

Selanjutnya Amsal 2:6-11 mengatakan: “Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian. Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya, sambil menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan orang-orangNya yang setia. Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik.”

Ayat-ayat di atas menyatakan hikmat mengerjakan sesuatu yang sangat dasyat dalam kehidupan kita. Hikmat akan menolong bapak-bapak dan ibu-ibu membesarkan dan mendidik anaknya takut akan Tuhan serta mengasihi Tuhan. Hikmat akan memberikan kekuatan dan jalan bagi para hamba Tuhan yang melayani jemaatNya. Hikmat akan menghasilkan pengetahuan bagi para pelajar dan mahasiswa yang menuntut ilmu. Hikmat akan memberikan kreativitas bagi para “artis” (pelukis, pemain drama, tari, dsb). Hikmat bukan hanya menjadi sumber dalam hidup kita, hikmat juga bahkan melindungi kita dari perkara-perkara yang jahat. Lebih dari itu Alkitab mengatakan hikmat membuat kita mengerti: kebenaran, keadilan dan kejujuran yang sangat jarang dimiliki oleh mereka yang hidup di jaman yang jahat ini.

Minggu yang baru ini hiduplah dalam hikmatNya, kejar dan cari hikmat yang dari atas cintailah hikmatNya. Amsal 3:1-4 berkata: “Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu. Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.” Perikop dari ayat-ayat tersebut adalah “Berkat dari hikmat.” Artinya hikmat akan membawa kita mengalami janji-janji tersebut. Saya berdoa kita semua mengalaminya mintalah hikmat dengan sungguh-sungguh (Yak 1:5) dan alami berkat-berkatnya.

Gerak Maju

Apa yang membedakan sesuatu itu mati atau hidup? Jawabannya ada banyak tanda yang bisa dijadikan patokan. Tapi satu hal yang pasti adalah adanya pertumbuhan dan gerak yang konsisten. Secara umum kita akan sangat menikmati, bangga dan senang saat melihat tanda-tanda ini ada dalam hidup kita. Ibu yang mengandung anaknya melihat perkembangan kandungannya, bisnismen yang memulai usaha melihat apa yang dikerjakan berkembang, petani yang menanam melihat tumbuhan segar dan menghasilkan buah, pelajar yang sekolah belajar sesuatu yang baru dan mengetahui lebih banyak hal, perintis gereja mengalami pertumbuhan gereja: jemaat bukan hanya bertambah tapi juga dewasa, pelayanan makin berkembang, dan ada ribuan contoh lain

Gereja mula-mula memiliki pengalaman di atas, Lukas di bawah ilham Roh Kudus menuliskannya: “Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: “Kaami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja..…dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman.” Dalam ayat-ayat sebelumnya kita melihat bagaimana gereja mengalami pertumbuhan yang dramatis. Ada lebih dari 3000 jiwa ditambahkan dalam jemaat Tuhan diluar 120 orang yang dipenuhi Roh Kudus. “Good problem” seringkali pak gembala ngomong waktu kita kewalahan menghadapi jiwa-jiwa yang berbondong-bondong datang mencari Tuhan.

Saya percaya dengan sepenuh hati anugerah Tuhan limpah atas kita. Saya sungguh-sungguh merasakan langit yang terbuka, “favor”Nya ada di atas kita, berkatNya menyertai bahkan perlindunganNya ada pada kita. Justru karena itulah kita perlu bijak menyikapi semuanya ini. Sebab saat “badai” (baca: revival) datang “bangunan” (baca:Gereja) yang tidak dibangun di atas batu karang yang kokoh akan hancur berantakan. Ini saatnya kita perlu belajar membagi waktu dan enerji yang dikaruniakan Tuhan agar kita bisa menjalankan setiap fungsi sesuai panggilanNya yang spesifik dalam hidup kita.

John Maxwell memberi nasehat praktis tentang hal ini dalam bukunya “The 21 Indispensable Qualities of a Leader” :
1. Fokus 70% dalam pengembangan kekuatan (pemimpin yang efektifnyang meraih potensinya memakai waktunya fokus kepada apa yang dia kuasai untuk dikerjakan daripada yang dia tidak kuasai)
2. Fokus 25% untuk hal-hal yang baru (mendedikasikan waktu untuk hal-hal baru yang berkaitan dengan area yang dikuasai akan menghasilakan pengembangan yang luar biasa)
3. Fokus 5% dalam kelemahan-kelemahan (minimalkan kelemahan-kelemahan dengan bekerjasama dan pendelegasian tugas-tugas)

Saya berdoa minggu yang baru ini terjadi pertambahan, pertumbuhan, dan perkembangan yang nyata sebagaimana doa Yabes: “perluas daerah kami.” Hanya jadilah bijak agar hal ini tidak menjadi bumerang melainkan sebaliknya pemicu untuk terus mengalami “gerak maju.” Bersama dengan Tuhan kita melakukan perkara-perkara besar. Soli Deo Gloria.

Waktu

Waktu sangat berharga, mengapa? Karena waktu yang sudah berlalu tidak bisa ditebus kembali. Waktu yang dipercayakan oleh Tuhan kepada kita bisa diisi dan dipakai untuk sesuatu yang baik dan berharga. Tetapi juga bisa diisi dan dipakai untuk sesuatu yang buruk dan sia-sia. Secara umum kita semua tahu tentang hal ini, masalahnya banyak di antara kita yang tidak sadar tentang hal ini. Akibatnya sementara waktu berlalu dan tidak bisa diulangi lagi, kita sudah kehilangan banyak hal yang penting dan berharga dalam hidup kita.

Alkitab mengatakan dalam Pengkhotbah 3:1-8, “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.

Ayat-ayat di atas memberikan pengertian kepada kita tentang pentingnya waktu. Pertanyaannya hari ini kita sedang berada dalam waktu yang seperti apa? Saat-saat dan masa-masa yang ada harus kita sadari dengan sungguh-sungguh agar kita terus berjalan dalam hal-hal yang baik dan berharga. Satu hari pada saatNya kita akan terheran-heran akan apa yang Tuhan kerjakan bagi kita semua.

Doa saya hari ini, saat kita ada di hari yang baru dan minggu yang baru kita cukup peka dan menyadari kita ada di waktu yang seperti apa. Pakai waktu hari ini dan minggu ini dengan bijaksana, pakai semua untuk kemuliaanNya. Tuhan memberkati.

Power of Thoughts and Words

Kuasa Pikiran dan Perkataan

1. Mengenali pikiran dan perkataan yang menjatuhkan (Kejadian 3:1-13)
- Mengandalkan / fokus pada pikiran sendiri (ay.6a)
- Pikiran pasif / bodoh (Adam diam saja) (ay.6b)
- Pikiran yang tertutup (menutup diri / malu) (ay.7)
- Pikiran yang dipenuhi ketakutan (sembunyi) (ay.8&10)
- Pikiran dan bahasa yg sangat egois & tdk bertanggung jwb (mereka saling menyalahkan & menuduh) (ay.12,13)
Pikiran & bahasa spt ini efektif untuk menghancurkan diri sendiri & orang lain

2. Kuasa pembebasan (2 Korintus 5:17)
Dengan kematian dan kebangkitan Kristus, segala sesuatu telah diubahkan menjadi baru, termasuk cara berpikir kita!! Sebagai ciptaan yang baru, darah Yesus telah membersihkan dan menyucikan pikiran dan perkataan kita.

3. Memperbaharui pikiran (Roma 12:2)
Peperangan rohani bermula dari dalam pikiran kita (2 Korintus 10:3-5)
Ochuroma “meaning to fortify, through the idea of holding safely”
Anything on which one relies/of the arguments & reasonings by which a disputant endeavours to fortify his opinion and defend it against his opponent

4. Mengetahui cara untuk berpikir benar
- Mencintai & mengerti pentingnya firman Tuhan (Amsal 2:6; Mazmur 1:1-3; Yosua 1:8)

- Memfokuskan pikiran kita pada hal-hal surgawi (Kolose 3:1,2)
Anda dapat memilih apa yang ingin anda pikirkan. Inilah waktunya untuk memikirkan apa yang anda pikirkan.

- Fokuskan pada hal-hal yang positif (Amsal 23:7; Filipi 4:8)
Ketika anda berpikir positif, memikirkan pikiran-pikiran yang terbaik, anda akan terdorong kepada keberhasilan dan kemenangan. Jika anda merubah cara berpikirmu, maka Tuhan akan merubah kehidupanmu.

5. Mengerti akan kuasa perkataan (Yakobus 3:3,4)
- Jaga dan perhatikanlah apa yang anda katakan (Amsal 18:21)
Baiklah kita berhati-hati dengan apa yang keluar dari mulut kita, sebab perkataan mempunyai kuasa baik negative maupun positif.. Oleh sebab itu perkatakanlah firman Tuhan yang senantiasa membawa dampak positif.
Markus 11:23  Berkata-katalah kepada gunung-gunung
Yoel 3:10  Biarlah yang lemah berkata “aku kuat”
1 Yohanes 4:4  Dia yang ada didalammu lebih besar dari ….…
Yesaya 54:17  Setiap senjata yang ditempa terhadapku tidak akan berhasil ..

- Memperkatakan kata-kata yang dapat merubah hidup (Amsal 6:2)
Anda terjebak atau terikat dengan perkataan-perkataan dari mulutmu
Roma 10:10  Dengan hati orang percaya dibenarkan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan

- Memperkatakan berkat
Suatu berkat bukanlah berkat jika tidak diucapkan
Deklarasikan kemurahan Tuhan
Deklarasikan kebaikan Tuhan

Kemenangan di Padang Gurun

Maz 63:1-6  Padang Gurun Membawa Kemenangan

Paradoks dalam ayat 1 dan 6:

Daud ada di padang gurun Yehuda (Ay.1)
- Ciyah (Ibrani): dry land, wild beats, without form, empty space, empty place, waste, nothing, confusion, wasteland, to go astray
- Menurut tradisi Yahudi: Daud melarikan diri dari Yerusalem akibat pemberontakan Absalom anaknya (I Sam 15,16)
- Menurut tafsir lain: Daud sedang dalam pelarian karena dikejar-kejar oleh Saul yang ingin membunuhnya
- Intinya Daud dalam keadaan yang sangat tidak baik dan dalam masalah besar

Daud mendapatkan damai sejahtera dan sukacita(Ay.6)
“I eat my fill of prime rib and gravy; I smack my lips. It’s time to shout praise” (The Message)
- Daud berkata “jiwaku dikenyangkan” :
Jiwa (Nephesh): life, mind, heart, desire, appetite, will, etc
Kenyang (Saba): fill, full, plenty, enough, satiate, enrich, fulfilled
- Daud juga berkata mulutnya “bersorak-sorai dan memuji-muji”
Bersorak (Rananah): joyful, triumphing, shout
Memuji (Halal): glory, boast, shine, celebrate
- Intinya Daud sperti seseorang yang baru saja menerima dan mengalami berkat Tuhan yang luar biasa

Beberapa pertanyaan penting:
1. Apakah anda sedang mengalami padang gurun ?
2. Apa yang anda rasakan dan bagaimana sikap anda ?
3. Daud memiliki pengalaman yang jarang dimiliki kebanyakan kita, suatu paradoks – saat di padang gurun dia menang. Bagaimana dengan anda?
4. Maukah anda mengalami pengalaman yang dialami oleh Daud?

Rahasia kemenangan di padang gurun:
1. Ay.2a  Ya Allah, Engkaulah Allahku (Kis 2:21)

Daud memanggil TuhanNya, tanda bahwa Dia mengenal Tuhan dengan sangat baik (tidak sekedar tahu) (Hos 6:3; I Kor 8:3)
Do you really know Him personaly?
Do you have any personal experience with Him?
Can you call/ask/pray/cry out unto Him freely?

2. Ay.2b  Aku mencari Engkau (Early will I seek You)
Daud menjadikan Tuhan prioritas utama dalam hidupNya
Saat kita bangun pagi: apa yang kita pikirkan? Ucapkan? Lakukan? Kerjakan? Menunjukkan prioritas kita
Prioritas utama kita adalah TUHAN dalam hidup kita
Prioritas utama kita adalah yang menjadi HARTA & HATI dalam hidup kita (Luk 12:34)

3. Ay.2c  Jiwa haus &Tubuhku rindu kepadaMu
Daud menyatakan kebergantungannya yang total akan Tuhan
Siapa yang kita andalkan saat masalah datang?
Rahasia kemenangan Daud dalam setiap peperangan adalah Tuhan dan bukan “pasukan, perwira2 dan jendral2nya” (Zakh 4:6; Maz 51:12,13)

4. Ay.3  Aku memandangMu di tempat kudus
(I am in the place of worship – The Message)
Daud sangat menyadari arti penting ibadah dalam hidupnya
Daud melihat & menaruh keintiman dengan Tuhan pada tempat utama dalam hidupNya (Maz 84:2,3,11)
Didalam hadiratNya Daud mendapatkan:
a. KekuatanNya (memberi kesanggupan untuk terus maju)
b. KemuliaanNya (menjamin kemenangan atas setiap musuh-musuhnya)
Ibr 10:25  Nasehat FT tentang ibadah (KU, SB, KM)

5. Ay.4a  Sebab kasih setiaMu lebih baik daripada hidup
(In your generous love I am really living at last – The Message)
Daud menyadari & hidup dalam anugerahNya yang limpah
Anugerah & kasih karunia memampukan kita melakukan yang tidak mampu kita lakukan (I Kor 15:9,10)
Kita umat PB harus lebih mengerti kebenaran ini (Yoh 1:16,17)

6. Ay.4b,5  Bibirku memegahkan, memuji seumur hidup
(I bless you every time I take a breath – The Message) & menaikkan tanganku demi namaMu
Daud memberikan korban pujian kepada Tuhan
Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan untuk memberkati Tuhan adalah dengan memberikan puji2an kepada Dia (Maz 103:1,2)
Korban pujian adl rahasia kemenangan saat menghadapi kesukaran (Kis 16:24-26)