Kamis, 01 Juni 2006

Original

Kalau ada tiruan yang bisa diterima cuma ada satu yaitu waktu Tuhan menciptakan manusia serupa dan segambar dengan diriNya sendiri (Kej 1:26). Kalau ada yang lain mungkin tiruan terhadap sesuatu yang baik, seperti meniru sikap yang baik atau meneladani sesuatu yang mulia. Selain dari peristiwa di atas semua bentuk menjiplak atau meniru adalah merupakan sesuatu yang tidak pantas dilakukan. Mulai dari sesuatu yang terlihat sederhana seperti meniru pernyataan seseorang yang diakui sebagai miliknya. Atau menulis kembali tulisan yang pernah dikerjakan orang lain. Sampai kepada sesuatu yang parah seperti menjiplak hasil karya seseorang. Atau memproduksi ulang hak intelektual orang lain dalam bentuk apapun.

Jujur saja memang meniru jauh lebih gampang daripada melahirkan sendiri karya asli dari diri kita. Sebab meniru tidak membutuhkan pemikiran yang mendalam seperti “mencipta.” Meniru juga tidak membutuhkan harga yang mahal baik dari segi uang, tenaga maupun waktu. Alkitab menulis dalam Amsal 9:17, “Air curian manis, dan roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya.” Perhatikan apa yang firman katakan mencuri (baca:meniru) itu sesuatu yang menyenangkan. Tidak heran ada banyak orang senang bahkan sangat menikmati saat menjiplak karya orang lain. Kita semua mengerti saat membeli karya imitasi, kita merasakan sensasi tersendiri dalam diri kita.

Meskipun meniru adalah sesuatu yang sangat menyenangkan, kita juga tahu perilaku ini dapat mempermalukan kita saat semuanya terungkap. Dan sejujurnya kalau bisa mendapatkan yang asli, tentu saja kita akan lebih senang dan bangga. Karena itu meskipun kita diciptakan segambar dan serupa dengan Tuhan, kita tetap dilahirkan secara orijinal. Tidak ada seorangpun manusia di atas muka bumi ini yang memiliki kemiripan dalam skala seratus persen. Saya tidak tahu bagaimana nantinya kalau teknologi kloning berhasil dengan uji coba manusia. Tetapi meskipun demikian saya tetap yakin akan keaslian masing-masing individu manusia. Paling tidak adanya perbedaan dalam hal karakter, kepribadian, tindak-tanduk dan sikap kita.

Melihat kebenaran di atas, kita harus mulai belajar untuk fokus kepada orijinalitas dan bukan pada perilaku meniru. Saat kita masih “anak-anak” mungkin kita banyak meniru karena memang kita masih belajar. Tetapi saat kita mulai dewasa maka kita akan mulai menjadi diri kita sendiri. Orang yang paling malang nasibnya adalah mereka yang seumur hidupnya selalu mencoba meniru. Meniru gaya orang lain misalnya (dipaksakan/“gak nyambung”) adalah sesuatu yang melelahkan dan kita tampak aneh, karena kita tidak didesain untuk bergaya seperti itu. Saat kita kembali kepada orijinalitas yang kita miliki, kita jadi lebih rileks karena memang seperti itulah kita. Semuanya akan mengalir secara natural, tidak ada unsure yang dipaksakan sedikitpun.

Kenyataan lainnya adalah karena kita mirip/seperti Tuhan yang adalah “Kreator,” maka kepada kita juga diberikan kemampuan mencipta. Ada suatu kekuatan dalam DNA kita yang “diturunkan” (Bhs Inggris: Origin), yang kalau kita manifestasikan akan menghasilkan banyak hal-hal yang luar biasa. Lihat saja apa yang ada disekitar kita, gedung-gedung besar, bangunan-bangunan bersejarah, mobil-mobil, alat-alat komunikasi, dan sebagainya. Jujur dari mana semuanya itu dating kalau bukan dari kreatifitas yang ada dalam diri manusia. Semuanya itu diawali oleh sebuah ide original hasil “mimpi” seseorang yang memiliki angan-angan yang besar. Orang tersebut kemudian mau membayar harga agar ide “gila” tersebut itu tercipta dan …. Apa yang sekarang kita lihat tercipta.

Saya percaya ada begitu banyak hal yang Tuhan sudah taruh di dalam diri kita sejak kita dilahirkan. Tinggal apakah kita mau membawanya keluar dari diri kita dan membuat itu menjadi nyata. Jangan takut untuk mimpi dan memiliki angan-angan yang besar. Jangan takut untuk dilecehkan bahkan dianggap gila untuk sesuatu yang besar. Jngan biarkan ketakutan kita tentang apa kata orang menghalangi kreatifitas yang Tuhan taruh dalam diri kita. Jangan biarkan anda mati dengan membawa semua kreatifitas itu tanpa ada satupun yang jadi kenyataan. Minggu yang baru saya berdoa sesuatu yang baru Tuhan mulai kerjakan, sesuatu yang sebelumnya belum pernah anda lakukan. Feel it……and….do it, let it happen.

Tidak ada komentar: