Sabtu, 01 Juli 2006

Sikap

Ada satu ungkapan yang sangat populer dan cukup sering kita dengar: attitude determine altitude (sikap menentukan “ketinggian”). Ungkapan itu benar sekali, sikap kita akan sangat menentukan sampai batas mana kita mengalami kemajuan dan pertumbuhan dalam hidup kita. Sikap membuat penolakan berbalik menjadi penerimaan. Sikap juga membuat penerimaan berbalik menjadi penolakan. Kehidupan kita dengan kata lain dapat turun atau naik tergantung dengan sikap kita.

Firman Tuhan dalam kitab Mazmur 15 berkata: “Mazmur Daud. TUHAN, siapa yang boleh menumpang kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak melimpahkan cela kepada tetangganya;yang memandang hina orang yang tersingkir/jahat, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi; yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya.

Kurang lebih ada sepuluh kualitas sikap yang saya percaya akan sangat menentukan “keberadaan” kita. Perhatikan bagaimana Daud memulai nyanyian di atas dengan sebuah pertanyaan yang sangat penting: siapakah yang boleh menumpang kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Daud sedang menanyakan sesuatu yang merupakan inti dari sebuah kehidupan yang terkait langsung dengan Tuhan sendiri. Sebuah persekutuan yang erat dengan Dia sendiri dan yang menjadi jaminan kehidupan yang fulfilled (baca: berhasil dalam berbagai aspek). Siapa yang dapat menjamin kita memiliki hidup yang demikian selain daripada Tuhan sendiri. Tidak heran kalau kemudian Daud menutup mazmur ini dengan jaminan akan sebuah kehidupan yang kokoh – tidak tergoyahkan oleh apapun.

Memasuki minggu yang baru ini, sekali lagi mari kita renungkan bersama-sama kualitas sikap yang ada di atas. Saya berdoa setiap kita mengambil waktu untuk paling tidak selama seminggu ke depan ini merenungkan masing-masing kualitas yang ada. Lalu kemudian bersikap jujur untuk mau mengakui pada area mana dari sikap kita yang perlu diperbaiki bahkan diubah. Selanjutnya kita bertobat dan mulai hidup dengan sikap yang baru dan buktikan sendiri bagaimana kualitas hidup kita akan mengalami peningkatan. Mengubah kualitas sikap akan berakibat pada perubahan kualitas hidup.

Anda naik atau turun, berhasil atau gagal, disukai atau tidak, diterima atau ditolak, dicari atau dihindari, dan seterusnya. Daftar ini bisa diperpanjang sesuai dengan keadaan anda masing-masing, sangat tergantung kepada sikap kita. Mari sekali lagi hari yang baru dan minggu yang baru ini kita ubah sikap kita dan kita tingkatkan kualitas hidup kita. Ingat baik-baik, your attitude determine your altitude. Berhentilah menyalahkan Tuhan karena hidup yang mungkin tidak mengalami perubahan. Kebanyakan masalahnya terletak pada diri kita sendiri: sikap anda terhadap Tuhan, rekan kerja, teman, keluarga, sahabat, atasan, pemimpin, dan sebagainya. Sekali lagi saya berdoa hidup anda naik dan bukan turun, anda adalah orang yang ada di kemah Tuhan dan gunungNya yang kudus – suatu kehidupan yang kokoh dan tidak akan goyah sampai selama-lamanya, AMIN.

Tidak ada komentar: