Kamis, 01 Maret 2007

Doa Bapa Kami

Matius 6 : 9 - 13
Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)
Tuhan Yesus mengajarkan doa ini kepada murid-muridNya dan juga kepada kita semua. Doa ini merupakan jawaban atas segala macam kebutuhan dalam hidup manusia. Doa Bapa Kami dalam Mat 6:9-13 mengandung 7 hal utama yang mewakili kebutuhan dasar manusia, yaitu:

1. Kebutuhan figur seorang ‘bapak’: “Bapa Kami…” (ayt.9) Yesus datang untuk membawa pemulihan hubungan antara manusia dengan Tuhan yang telah rusak karena dosa. Ia memperbaharui hubungan manusia dengan Tuhan seperti hubungan antara bapak dan anak. Yesus bahkan mengajarkan kita untuk memanggil Tuhan dengan sebutan yang sangat pribadi, intim dan sungguh luar biasa, yaitu “Bapa”.
Sebagaimana seorang anak intim dengan bapaknya, demikian juga hubungan kita dengan Bapa di sorga. Kita memiliki akses untuk berkomunikasi dengan Tuhan secara leluasa dan jaminan akan pemenuhan kebutuhan kita. Namun, iblis tidak suka dengan hal ini. Ia pun berusaha merusak figur bapak bahkan sejak usia dini (anak muda). Tetapi, kita masih memiliki pengharapan dalam Yesus karena Ia sendiri telah datang dan menyatakan diriNya sebagai “Bapa”. Tidak peduli bagaimana pun latar belakang kita, figur bapak di dunia ini memang tidak ada yang sempurna akan tetapi kita punya figur bapak surgawi yang sempurna. Seorang bapak punya kuasa untuk mengimpartasikan DNA dan karakter dalam diri anaknya. Yesus berkata bahwa Allah yang maha kuasa itu adalah “Bapa Kita” artinya kita membawa “DNA” surgawi dalam kehidupan kita. Karena itu kita patut berbangga karena kita adalah putera dan puteri Allah

2. Hadirat Tuhan: “Dikuduskanlah nama-Mu” (ayt.9) Ini adalah suatu ekspresi pujian / penyembahan. Pujian dan penyembahan adalah salah satu akses untuk kita bisa berada dalam hadiratNya. Manusia sebenarnya diciptakan untuk tinggal di dalam hadiratNya (itulah EDEN). Waktu kita tinggal di luar Tuhan, kita mati rohani. Kita tidak akan bertumbuh secara rohani dengan hanya membaca Alkitab, memuji dan menyembah hanya 1 minggu sekali pada waktu ke gereja. Sama halnya jika kita biasanya makan 3 kali sehari, dan sekarang hanya makan sekali dalam seminggu, kita akan kekurangan nutrisi dan mati lemas. Habitat kita adalah hadirat Tuhan dan
firman Tuhan adalah makanan kita. Ketika kita menyembah, hadirat Tuhan datang dan di dalam hadiratNya ada jawaban. Ketika kita tidak dapat menyelesaikan masalah dengan kekuatan kita, di dalam hadiratNYA ada jawaban dan ada jalan keluar, di dalam hadiratNya ada kekuatan, di dalam hadiratNya ada rasa aman, dan di dalam hadiratNya ada mujizat. Pujian adalah firman yang dinyanyikan. Pada saat kita memuji, kita membuat suatu pengakuan. Karena itu kita harus menyanyi dengan pengertian.
Ketika hadiratNya datang, Ia hadir dengan kuasa kerajaan, berkat kerajaan dan mujizat kerajaan di dalam kehidupan kita.

3. Prioritas Tuhan: “datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu…” (ayt.10) Ini berbicara tentang prioritas kerajaan yang seharusnya menjadi prioritas dalam kehidupan kita. Prioritas kita adalah kerajaan Allah dan kebenaranNya (Mat 6: 33). Tragedi terbesar dalam hidup manusia yaitu ketika ia tidak tahu prioritas hidupnya. Tidak heran jika banyak manusia yang sibuk dan stres dalam kesehariannya karena berusaha memenuhi hal-hal yang sebenarnya bukanlah yang utama. Hal ini tentu saja membuat nama Tuhan tidak bisa dimuliakan. Namun, marilah kita memiliki prioritas yang benar untuk mengenal firman Tuhan agar kehendakNya terjadi dalam hidup kita sehingga nama Tuhan dipermuliakan.

4. Penyediaan Tuhan: “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” (ayt.11) Ayat ini berbicara mengenai penyediaan Tuhan atas segala kebutuhan kita (meyangkut apa yang kita makan, minum, pakai). Kita tidak perlu khawatir karena Allah sendiri telah berjanji memenuhi kebutuhan kita. Asalkan kita memiliki prioritas yang benar, maka segala sesuatu (termasuk kebutuhan di atas) akan Tuhan berikan.

5. Pengampunan Tuhan: “dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (ayt.12)
Tuhan adalah Allah yang penuh kasih dan pengampunan. Ia sanggup mengampuni dosa-dosa kita asalkan kita mau bertobat dengan mengaku dan minta ampun. Karena itu kita juga harus mengampuni orang lain yang menyakiti hati kita. Kalau kita menyimpan kepahitan terhadap orang lain, kita sendiri yang rugi. Orang lain cuma bisa menyakiti kita satu kali; selanjutnya, kita hanya menyakiti diri kita sendiri dengan berulang-ulang mengingat apa yang orang lain lakukan dalam diri kita.

6. Kuasa atas Setan: “dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat” (ayt.13) Ketika kita melepaskan pengampunan, inilah yang terjadi; kita lepas dari yang jahat.
Kita terbebas dari kuasa setan yang membelenggu hidup kita lewat sakit hati dan kepahitan. Tuhan telah memberi kita kuasa untuk mengusir setan (Mark 16:17) termasuk segala pengaruh pemikiran buruk yang iblis tanamkan dalam pikiran dan hati kita. Musuh kita bukanlah teman kita, saudara kita, bukan pula bos kita. Musuh kita adalah roh-roh jahat dan penguasa-penguasa di udara (Ef 6:12). Banyak orang yang menjadi jahat setelah ia diperlakukan dengan jahat oleh orang lain. Secara tidak langsung, dia mengijinkan kejahatan masuk menguasai dan mengendalikan hidup kita. Karena itu, kita harus menang atas kejahatan.

7. Kemitraan dengan Tuhan: “Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.” (ayt.13) Kita diberi hak istimewa untuk bermitra dengan Tuhan. Kita adalah ‘duta besar kerajaan sorga’. Sebagai duta besar, kita mewakili negara yang mengutus kita. Puji nama Tuhan karena Ia telah berkenan memberikan kerajaan, kuasa dan kemuliaanNya kepada kita (II Tim 4:18; Luk 10:19 ; Yoh 17:22). Marilah kita mengembalikan segala kemuliaan bagi Allah.
Doa ini tidak hanya sekedar doa yang Yesus ajarkan pada murid-muridNya. Ini adalah doa yang penuh kuasa untuk menurunkan kerajaan sorga ke bumi. Ketika kerajaan itu turun, maka ada pengaruh surgawi terhadap kebutuhan material, hubungan dengan sesama dan kemenangan terhadap godaan dan kuasa setan. Inilah yang menjadi jawaban bagi setiap kebutuhan dasar kita sebagai manusia. Sebagai duta besar kerajaanNya, kita punya kuasa untuk menjawab segala kekhawatiran dan ketakutan atas hidup kita. Doa bapa kami ini sekaligus menjadi jaminan kuasa yang Tuhan berikan bagi kita untuk kita hidup dalam kemenangan dan senantiasa mempermuliakan nama Tuhan. Amin.

Tidak ada komentar: